Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penangkapan Teroris Mendadak Marak, Pengalihan Isu?

Kompas.com - 10/05/2013, 15:58 WIB
Dian Maharani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa orang berpandangan, penangkapan terduga teroris dalam jumlah banyak di sejumlah tempat adalah upaya pengalihan isu tertentu. Mulai dari pengalihan isu kenaikan bahan bakar minyak (BBM) sampai isu perbudakan buruh di Tangerang yang diduga melibatkan oknum kepolisian.

Pengamat intelijen yang juga pengamat terorisme Wawan Purwanto mengatakan, dia tak melihat adanya upaya pengalihan isu dari serangkaian penangkapan terduga teroris beberapa waktu lalu.

"Enggak ada itu (pengalihan isu). Mereka (teroris) kan sudah diuber sejak tiga bulan lalu di Poso. Mereka kemudian memecahkan diri, bercerai-berai. Mereka melakukan konsolidasi untuk melakukan serangan," kata Wawan saat dihubungi, Jumat (10/5/2013).

Sebanyak 24 terduga teroris yang ditangkap di sejumlah lokasi, menurut Wawan, hanya pelaksana di lapangan. Detasemen berlambang burung hantu itu masih mempunyai pekerjaan rumah untuk menangkap otak penggerak terduga teroris ini. Menurut Wawan, terduga teroris ini merupakan korban cuci otak.

"Ini pekerjaan rumah jangka panjang, bukan cuma tugas Densus. Mereka (teroris) adalah korban cuci otak," katanya.

Sementara itu, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal (Pol) Boy Rafli Amar membantah adanya upaya pengalihan isu tersebut. Menurut dia, momentum penangkapan lebih dari 20 terduga teroris belakangan adalah murni upaya pemberantasan terorisme.

"Yang bisa mengalihkan isu, media. Kita enggak punya media. Jadi, media mau ngangkat berita apa, itu kan media yang atur. Mau angkat isu perbudakan, korupsi, terorisme, terserah media. Yang penting kepolisian menyampaikan ke media apa yang diperoleh," kata Boy.

Dia mengatakan, para terduga teroris ini telah diikuti tim pengawas Densus sejak lama. Untuk mencegah aksi teror, mereka pun akhirnya harus segera ditangkap. Adapun penangkapan di lokasi lainnya adalah upaya mencegah mereka melarikan diri dan melakukan aksi teror.

"Kalau nanti ada jeda waktu terlalu lama tambah susah, tambah hilang. Peristiwa di Margaasih (Bandung) sudah muncul di media.  Padahal mereka lagi diamati tim di lapangan. Kalau mereka nonton TV, nanti langsung sembunyi, langsung kabur," terang Boy.

Diberitakan sebelumnya, Densus 88 melakukan penangkapan di sejumlah lokasi sejak Selasa (7/5/2013). Lokasi tersebut antara lain Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Kendal, dan Kebumen. Total terduga teroris yang diringkus sebanyak 20 orang, dan 7 orang di antaranya tewas. Penangkapan kemudian berlanjut di Lampung sebanyak empat terduga teroris.

Dari serangkaian penangkapan itu, Densus 88 juga menyita sejumlah senjata api, bom rakitan, hingga uang tunai.

Pimpinan kelompok teror ini adalah Abu Roban alias Untung alias Bambang Nangka. Abu Roban juga disebut terlibat perampokan di BRI Batang, Jawa Tengah. Hasil perampokan diduga untuk mendanai aksi teror. Abu Roban diketahui terkait DPO teroris Poso yang saat ini paling dicari Densus 88, yakni Santoso. Abu Roban tewas ditembak dalam penangkapan di Batang, Jawa Tengah, Rabu (8/5/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 7 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Gunung Raung Erupsi, Ma'ruf Amin Imbau Warga Setempat Patuhi Petunjuk Tim Penyelamat

    Nasional
    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Cak Imin: Bansos Cepat Dirasakan Masyarakat, tapi Tak Memberdayakan

    Nasional
    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Cak Imin: Percayalah, PKB kalau Berkuasa Tak Akan Lakukan Kriminalisasi...

    Nasional
    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Gerindra Lirik Dedi Mulyadi untuk Maju Pilkada Jabar 2024

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Gibran Ingin Konsultasi ke Megawati soal Susunan Kabinet, Masinton: Cuma Gimik

    Nasional
    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Kementerian KP Perkuat Standar Kompetensi Pengelolaan Sidat dan Arwana

    Nasional
    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Bupati Sidoarjo Berulang Kali Terjerat Korupsi, Cak Imin Peringatkan Calon Kepala Daerah Tak Main-main

    Nasional
    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Wapres Ajak Masyarakat Tetap Dukung Timnas U-23 demi Lolos Olimpiade

    Nasional
    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Gibran Ingin Konsultasi dengan Megawati terkait Susunan Kabinet

    Nasional
    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Soal Dukungan PKB untuk Khofifah, Cak Imin: Kalau Daftar, Kita Sambut

    Nasional
    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang 'Toxic'

    Jubir Sebut Luhut Hanya Beri Saran ke Prabowo soal Jangan Bawa Orang "Toxic"

    Nasional
    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Muslimat NU Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 2 Miliar ke Palestina

    Nasional
    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang 'Toxic', Projo: Nasihat Bagus

    Luhut Minta Prabowo Tak Bawa Orang "Toxic", Projo: Nasihat Bagus

    Nasional
    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Buktikan Kinerja Unggul, Pertamina Hulu Energi Optimalkan Kapabilitas Perusahaan

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com