KEDIRI, KOMPAS.com - Langkanya bahan bakar minyak jenis solar akibat dikuranginya pasokan untuk Kota Kediri, Jawa Timur, dipandang sudah menjadi permasalahan yang cukup serius oleh para pemangku kebijakan di Kota Tahu ini. Pemerintah setempat, Senin (22/4/2013), mengumpulkan beberapa pihak seperti pengelola SPBU, perwakilan Pertamina, Hiswana Migas, pengusaha, kepala kelurahan, Organda hingga Kepolisian untuk mencari solusi permasalahan itu.
Pertemuan yang berlangsung di ruang Joyoboyo Balai Kota itu sempat menjadi ajang "menghakimi" Pertamina yang dianggap sebagai pihak paling bertanggung jawab atas masalah ini. 'Penghakiman' terutama datang dari para Lurah yang sering menerima keluh kesah dari warga perajin tahu yang jumlahnya cukup banyak di Kediri, dan dari asosiasi pengusaha angkutan umum. "Yang dibutuhkan adanya solar. Jika memang harganya perlu dinaikkan, ya dinaikkan," kata Ketua Organda Kediri Subur Santoso dalam forum itu.
Pihak Pertamina, diwakili sales eksekutif yang membawahi area Kediri, Dambha Hertiyanto, menolak dipersalahkan. Menurutnya, Pertamina hanya operator, sementara kebijakan penetapan kuota adalah ada pada pemerintah dan BPH Migas. Pertemuan yang berlangsung hampir dua jam itu akhirnya menyepakati beberapa hal, diantaranya Hiswana Migas cabang Kediri akan berkirim surat ke Hiswana Migas pusat agar membicarakan ulang masalah kuota maupun kemungkinan peningkatan harga dengan pemerintah. "Kami mengupayakan pengetatan penggunaan solar hingga diversifikasi energi," kata Wali Kota Kediri, Samsul Azhar, ditemui usai pertemuan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.