Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gali "Septic Tank" Malah Menemukan Arca

Kompas.com - 05/04/2013, 21:36 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com — Marji (37), warga Dusun Trisib, Desa Tampir Wetan, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang, tidak menyangka sebongkah batu yang ia temukan secara tidak sengaja di pekarangan rumahnya adalah cagar budaya. Benda yang berbentuk lingga itu ditemukan setelah Marji dibantu tetangganya, Siswanto (42), menggali tanah sedalam sekitar 2,5 meter untuk septic tank beberapa waktu lalu.

Lingga adalah sebuah arca atau patung yang biasa dipakai pemujaan atau sembahyang umat Hindu. Lingga biasanya sebagai simbol kesuburan tanah.

"Awalnya saya kira batu biasa, tapi ketika saya gali tanah lebih dalam, ternyata bentuknya tidak seperti batu pada umumnya, seperti bentuk candi peninggalan masa lalu," kisahnya, Jumat (5/4/2013).

Kemudian ia melaporkan penemuan itu kepada aparat desa untuk dilanjutkan ke Polsek Candimulyo. Pascapenemuan candi, rumah Marji mendadak ramai dikunjungi warga sekitar yang penasaran dengan lingga itu. Karenanya, untuk menjaga keamanan dan kelancaran proses identifikasi pihak terkait, di sekitar lubang penemuan dipasang garis polisi.

Marji pun juga memasang pembatas dengan tali plastik. Sedangkan pada pintu masuk ke pekarangan disediakan kotak kardus bertuliskan "Masuk Rp 1.000".

Marji menceritakan, konon di wilayah Trisib terdapat sumber mata air yang biasa digunakan pada zaman Hindu. Dikisahkan pula, sumber mata air selalu meminta tumbal sepasang ayam jenis liring kuning.

"Namun, karena masyarakat takut, mata air itu ditutup dengan menggunakan duk dari pohon aren dan gong. Mata air itu akhirnya jebol di Dusun Karang Ampel. Hingga kini, airnya dimanfaatkan untuk PDAM," jelasnya.

Sementara itu, Mbah Cokro, seorang sesepuh dusun setempat yang sudah berusia 125 tahun, memperkirakan di Dusun Trisib terdapat empat hingga enam lingga.

"Lingga itu untuk tempat sembahyang orang Hindu untuk mensyukuri kesuburan tanah," ungkapnya menggunakan bahasa Jawa.

Secara terpisah, Kepala Seksi Sejarah, Museum dan Kepurbakalaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magelang Titik Handayani menjelaskan, setelah dilakukan identifikasi, lingga itu berbentuk lingkaran yang memiliki ruas segi delapan berukuran 148 sentimeter, dasar sisi 46 sentimeter, dan tinggi 33 sentimeter. Sedangkan lepek atas 42 sentimeter, jarak sisi 20 sentimeter, dan tinggi keseluruhan 38 sentimeter.

"Kami masih menduga bahwa benda yang ditemukan tersebut merupakan lingga atau bagian atas sudut candi. Ini adalah yang pertama di Magelang," tandasnya.

Untuk menindaklanjuti penemuan itu, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Badan Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah dan Balai Konservasi Cagar Budaya.

"Kami akan teliti lebih dalam, sebab diduga masih ada temuan lagi. Batu ini sepertinya nyambung dengan batu di bawahnya," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com