Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minyak Atsiri Banyak Peminat

Kompas.com - 25/03/2013, 14:37 WIB
Antonius Ponco A.

Penulis

AMBON, KOMPAS.com — Peluang usaha untuk minyak atsiri terbilang cukup menggiurkan. Peminatnya banyak, sementara pembuat minyak atsiri masih belum bisa memenuhi permintaan.

"Tidak sulit untuk memasarkan minyak atsiri. Jumlah minyak atsiri yang saya produksi selalu habis, bahkan belum bisa memenuhi permintaan pembeli. Akibatnya, sejumlah permintaan terpaksa ditolak," ungkap Yusuf Elton Porwayla (37), pembuat minyak atsiri di Hukurila, Kecamatan Leitimur Selatan, Ambon, Maluku, Senin (25/3/2013).

Yusuf membuat minyak atsiri dari bahan baku daun tanaman kayu putih, batang cengkeh atau fuli, dan biji pala. Ketiga bahan baku bergantian disuling dalam dua ketel untuk menjadi minyak kayu putih, minyak cengkeh atau minyak pala.

Sedikitnya 40 liter minyak bisa dihasilkan dalam sehari, terutama saat musim panen pala, cengkeh, dan kayu putih.

Harga jualnya menggiurkan. Satu liter minyak pala sampai Rp 800.000. Sementara minyak cengkeh Rp 115.000 per liter dan minyak kayu putih Rp 150.000 per liter. Tidak mengherankan jika pendapatan bersih yang diperoleh Yusuf dari membuat minyak atsiri terbilang besar, bisa mencapai Rp 8 juta sampai Rp 11 juta per bulan.

Semua hasil produksi minyak pala dan cengkeh dikirim ke pembeli di Jakarta untuk kemudian diekspor. Adapun minyak kayu putih dipasarkan di Ambon. "Pemasarannya tidak sulit, banyak pembelinya," ujarnya.

Minyak pala banyak peminat karena digunakan untuk bahan campuran obat, sedangkan minyak cengkeh dan minyak kayu putih berkhasiat untuk kesehatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com