Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Anti Kekerasan terhadap Perempuan lewat Fotografi

Kompas.com - 05/03/2013, 15:38 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com -- Selama ini stigma masyarakat tentang fotografi selalu diidentikan dengan objek model perempuan cantik dan seksi. Padahal lebih dari itu, dunia fotografi bisa menjadi sarana menyuarakan gagasan dan aspirasi tentang kehidupan manusia (human interest). Termasuk menjadi media kampanye untuk menentang segala bentuk kekerasan terhadap perempuan itu sendiri.

Adalah Guyub Fotografi (Gufi), sekumpulan anak muda Magelang pecinta fotografi yang turut prihatin dengan semakin maraknya aksi kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), baik lokal, nasional bahkan internasional. Dengan mengusung sebuah konsep "Photo Session On The Street", puluhan sahabat GUFI --panggilan anggota GUFI-- berkumpul di Jalan Pemuda (Pecinan) Kota Magelang.

Mereka lantas menggelar aksi memotret bersama dengan dua model wanita cantik berbalut busana merah di persimpangan lampu merah Pecinan. Dua model itu kemudian melakukan pose demi pose yang secara simbolik menggambarkan beberapa tindakan kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap perempuan. Pose bagaimana ketika wanita dipukul, ditendang, dibentak hingga perlakuan anarkis lainnya.

Dalam aksi yang bertema "Perempuan di Mata Lensa" itu, mereka mencoba menyampaikan sekaligus memperlihatkan dalam bahasa gambar (foto) tentang perempuan yang selama ini lebih sering menjadi korban kekerasan baik di ruang lingkup luas maupun dalam lingkup keluarga.

"Selama ini pemahaman umum yang menganggap bahwa kekerasan terhadap perempuan dan KDRT adalah bukan sebagai permasalahan sosial, tetapi persoalan pribadi atau keluarga itu perlu diluruskan demi terpenuhinya hak-hak perempuan. Kekerasan terhadap perempuan dan KDRT adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia," tegas Prabu Begawan, koordinator giat Photo Session On The Street - Gufi, Selasa (5/3/2013).

Oleh karenanya, kata Prabu, melaui kegiatan tersebut, selain untuk memperkenalkan dunia fotografi kepada masyarakat luas, komunitas itu juga mencoba mengajak masyarakat untuk lebih menghormati dan menjaga hak-hak perempuan. Prabu menambahkan, pihaknya juga ingin menggalang kepedulian publik agar bersama-sama menolak dan tidak lagi bertindak atau bahkan melakukan kekerasan terhadap perempuan.

"Ini adalah bagian dari peran serta Gufi dalam sosialisasi dan advokasi hak perempuan," tandas Prabu.

Bambang Bro, salah satu sahabat Gufi menambahkan, melalui kegiatan ini pula ia ingin meluruskan paradigma masyarakat yang menganggap bahwa dunia fotografi tidak melulu soal perempuan cantik dan seksi yang hanya untuk konsumsi orang dewasa belaka. Namun untuk menyampaikan ide dan aspirasi tentang kehidupan sosial, politik, budaya dan segala sisi kehidupan manusia.

"Gufi sendiri sejak berdiri tahun 2010 lalu telah banyak mendukung dan ikut serta dalam kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan. Seperti kegiatan pameran fotografi untuk menggalang dana amal, kegiatan safety riding dan lain sebagainya," paparnya.

Lebih dari sekadar itu pula, kata Bambang, selain bagi masyarakat, kegiatan Gufi juga diharapkan bisa menambah kepekaan sosial para fotografer terhadap apapun yang terjadi di sekitar masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com