Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guterres: Lere Anan Timur, Jenderal Berwatak Kopral

Kompas.com - 20/01/2013, 12:23 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KUPANG, KOMPAS.com - Pernyataan Panglima angkatan bersenjata Timor Leste, Forsa Defeza Timor Leste (FDTL), Mayor Jenderal Lere Anan Timur yang menolak kehadiran warga eks Timor-timur (Timtim) pulang ke Timor Leste, dan bahkan mengancam akan menangkap salah satu tokoh Timtim, Rosario Marshal, dianggap sebagai hal konyol.

"Dia bertindak konyol. Apa yang diomongkan Lere menunjukkan kalau dia jenderal berwatak kopral," kata Ketua Umum Uni Timor Aswai'n (Untas), Eurico Guterres, Minggu (20/1/2013).

Menurut Eurico, ungkapan Lere yang mengancam akan menangkap Hercules ibarat remaja kasmaran yang lagi dibakar cemburu. "Jenderal juga manusia. Tak heran jika Lere pun gelisah melihat Hercules disambut kayak presiden," kata Eurico.

Menurut Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) NTT ini, seluruh dunia tahu bahwa Timor Timur sudah merdeka sebagai sebuah negara yang mandiri kemudian berganti nama menjadi Republik Demokratik Timor Leste (RDTL). Maka, kedatangan Rosario Marshal alias Hercules ke Timor Leste tidak ada kaitannya sama sekali dengan ketertiban dan keamanan Timor Leste.

Menurutnya, kunjungan Hercules itu murni kunjungan keluarga yang bersifat pribadi. Sehingga, rasa iri Lere melihat Hercules diperlakukan istimewa adalah soal pribadi tetapi penolakan Lere terhadap kembalinya warga eks Timor Timur dari Indonesia adalah persoalan politik, hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM).

"Air ketuban saya tumpah di Viqueque. Sehingga saya pun anak kandung tanah Timor. Tidak ada seorang pun yang bisa menghambat orang lain kembali ke kampungnya. Hukum juga tidak bisa menghalangi seseorang untuk kembali ke tanah leluhurnya. Hanya Tuhan saja yang bisa mencegah segalanya," tegas Eurico.

Eurico menambahkan, warga eks Timtim tidak hanya di Indonesia saja tetapi ada yang di Australia, Macao, Afrika, Portugal dan sebagainya. Tidak sedikit di antara mereka yang meninggalkan Dili ketika Timor Timur bergolak. "Setelah Timtim merdeka, mereka pulang layaknya pahlawan perang. Di Timtim sendiri, ada yang memilih tinggal di dusun dan gunung. Mereka tidak berbuat apa-apa. Tetapi setelah Timtim merdeka, mereka merasa sebagai "komandan zona"," ungkap Eurico.

"Kenapa cuma warga eks Timor Timur di Indonesia yang dipersoalkan Lere? Karena itu, bagi saya, pernyataan Lere itu bisa berimbas pada masa depan hubungan bilateral Indonesia dan Timor Leste. Ini provokasi awal yang dilakukan Panglima RDTL, menyusul kepergian Pasukan Multinasional dari Dili akhir Desember silam," kata Eurico.

Seperti diberitakan di situs-situs berita Timor Leste, Lere Anan Timora mengancam akan menangkap Hercules karena dianggap melakukan intervensi di Timor Leste. "Bagi saya dia (Hercules-red) tidak akan pernah menjadi besar di Timor Leste. Menurut saya ini terlalu merendahkan martabat Timor Leste," kata Lere seperti dikutip situs berita setempat.

Lere juga mengaku kecewa karena saat kedatangan Hercules di Timor Leste belum lama ini, Hercules mendapat penyambutan dari pihak kepolisian bak presiden di Bandara Comoro, Dili.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com