Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Papan Harga Dipasang di Pasar Tradisional

Kompas.com - 22/12/2012, 09:33 WIB
Sri Rejeki

Penulis

SOLO, KOMPAS.com - Pembeli dan pedagang perlu sama-sama mendapat perlindungan. Papan elektronik informasi harga di pasar tradisional, bertujuan untuk melindungi pembeli dari permainan harga. Di sisi lain, adanya kepastian harga dapat mengundang pembeli semakin mantap memilih pasar tradisional sebagai tempat belanja. 

"Papan elektronik ini untuk memperluas akses informasi kepada masyarakat, agar tidak terjadi kesimpangsiuran informasi harga antara pedagang dan konsumen. Dengan demikian dapat tercipta harga yang wajar dan efisien karena kedua belah pihak memiliki kualitas informasi yang sama," kata Kepala Kantor Perwakilan Kantor Bank Indonesia Solo, Doni P Joewono, usai peresmian papan elektronik informasi harga yang dihadiri Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo, di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Jumat (21/12/2012).  

Keberadaan papan elektronik informasi harga ini merupakan rekomendasi dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Solo, yang ditindaklanjuti Dinas Pengelolaan Pasar Kota Solo dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo. Papan ini dipasang di dekat pintu masuk utama Pasar Gede. Dalam waktu dekat, papan serupa akan dipasang di Pasar Legi yang merupakan pasar induk di Kota Solo.

"Dua pasar ini yang menjadi barometer harga pasar tradisional di Kota Solo," tambah Doni.  

Selain itu, menurut Doni yang juga Sekretaris TPID Kota Solo, mengatakan, pemasangan papan elektronik informasi harga ini sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Tahun 2011, Solo mencapai tingkat inflasi sangat rendah yakni 1,93 persen, dan TPID Kota Solo mendapat penghargaan dari presiden sebagai pengendali inflasi terbaik di wilayah Jawa. 

Salah seorang pedagang, Rani, mengkhawatirkan pembeli protes jika harga yang ditetapkan pedagang tidak sama dengan papan harga. Apalagi beberapa komoditas harganya sangat berfluktuatif.  

Menurut Doni, informasi harga dari papan elektronik merupakan panduan dan bukan sesuatu yang bersifat harga mati. Papan ini diharapkan tidak mematikan kekhasan pasar tradisional, yakni tawar-menawar.

"Kalaupun ada selisih harga hendaknya jangan terlalu besar, karena akan merugikan pedagang sendiri," kata Doni.  

Pada kesempatan itu, juga diberikan bantuan troli bagi para buruh gendong dari sekelompok perempuan pengusaha yang tergabung dalam Sosialita Solo. Bantuan sementara berjumlah 10 troli, dan akan ditambah menjadi 30 troli.

"Ini untuk memanusiakan mbok-mbok gendong agar tidak perlu menggendong beban yang berat. Kalau memungkinan akan kami teruskan program ini ke pasar lainnya. Hanya saja tidak semua pasar punya desain yang cocok untuk troli," kata Baningsih, anggota Sosialita Solo. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com