Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberitaan Bantu Buruh Migran

Kompas.com - 18/12/2012, 23:13 WIB
Hamzirwan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Media massa memainkan peranan penting dalam mendorong pemerintah menyelesaikan kasus-kasus tenaga kerja Indonesia (TKI), melalui pemberitaan berkesinambungan.

Tekanan media massa juga mampu membuat pemerintah yang semula mengabaikan persoalan, mengambil keputusan untuk menyelesaikan masalah TKI.

Untuk mengapresiasi peranan media massa selama ini, Migrant Care bekerja sama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, dan ICMC dengan dukungan Uni Eropa menggelar "Journalist Award untuk Perlindungan Buruh Migran 2012" di Jakarta, Selasa (18/12/2012) malam.

Ajang yang pertama kali diselenggarakan ini, menjadi penutup rangkaian kegiatan peringatan hari Buruh Migran Internasional ke 22.

Direktur Eksekutif Migrant Care, Anis Hidayah, mengatakan, penghargaan ini diharapkan dapat mendorong jurnalis membuat karya lebih baik lagi, berkait isu-isu buruh migran. "Kami berharap apresiasi ini mendorong jurnalis untuk bekerja secara profesional," kata Anis.

Pemberitaan turut mempengaruhi keberhasilan advokasi TKI korban pelanggaran hak asasi manusia. Untuk itu, jurnalis juga perlu meningkatkan pemberitaan yang berempati terhadap TKI.

Ketua Umum AJI Indonesia, Eko Maryadi, menegaskan, jurnalis diharapkan bisa bekerja profesional serta mengedepankan kode etik dalam memberitakan isu buruh migran. "Jangan sampai berita membuat derita pada korban," kata Eko.

Dewan juri yang terdiri atas  akademisi, aktivis buruh migran, perwakilan AJI, ICMC, dan Migrant Care, kemudian mengumumkan para peraih penghargaan.

Untuk kategori media cetak, dewan juri memberikan apresiasi pertama kepada karya jurnalistik berseri jurnalis harian Kompas, Hamzirwan, berjudul "Jangan ada Ruyati Lagi", "Kantong TKI di Lumbung Padi", dan "Penempatan Minus Memanusiakan".

Penghargaan kedua diberikan kepada jurnalis The Jakarta Post Ridwan Max Sijabat untuk karya berjudul "It's Raining Money in the Countdown to Idul Fitri".

Penghargaan ketiga diterima jurnalis Pontianak Post, Heriyanto, untuk karya berjudul "Ribuan Anak TKI tak Bersekolah".

Untuk kategori media online, penghargaan pertama diterima Hari Tri Wasono dari Tempo dengan karya berjudul "Jalan Terjal Pencari Real", penghargaan kedua diterima Muhammad Miftah Farid dari Surya untuk karya berjudul "Kisah TKI di Arab Saudi Lolos Hukuman Pancung", dan peringkat ketiga adalah Ady Thea Dian Ahmad dari Hukum Online untuk karya "RUU TKI:Wajah Baru Isi Lama.

Pemenang pertama kategori radio adalah Quinawari Pasaribu dari Kantor Berita Radio 68H dengan karya berjudul "Surat Bodong TKI", pemenang kedua Rangga Umara Sudarmanto dari Suara Surabaya untuk karya "TKI Mengejar Asuransi Sampai Mati", dan penghargaan ketiga diraih Guruh Riyanto dari KBR 68H untuk karya "Buruh Migran Rentan Tertular HIV/AIDS".

Karya jurnalistik RCTI berjudul "Nestapa Pahlawan Devisa" meraih penghargaan pertama, untuk kategori televisi. Adapun peringkat kedua diraih Trans7 dengan karya berjudul "Menagih Perlindungan bagi Pahlawan Devisa".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com