Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mabes Polri: Terduga Teroris Ada yang Sarjana

Kompas.com - 27/10/2012, 19:59 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Terduga teroris yang ditangkap tim Datasemen Khusus 88 Antiteror (Densus 88) di empat kota, ada yang berlatar belakang pendidikan strata satu atau sarjana. Hal itu disampaikan Kepala Divisi Humas Markas Besar Polri Inspektur Jenderal Polisi Suhardi Alius dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu (27/10/2012).

"Ada yang sarjana, ada yang buruh. Beberapa ada yang sarjana," kata Suhardi.

Namun dia tidak menyebutkan latar belakang pendidikan atau profesi 11 terduga teroris yang ditangkap Densus sejak kemarin malam hingga hari ini tersebut. Berdasarkan pemberitaan dari Madiun, Jawa Timur, seorang terduga teroris yang ditangkap di Madiun yakni Agus Anton diduga merupakan sarjana Fisika dari Universitas Negeri Jember. Anton ditangkap di Madiun bersama Warso alias Kurniawan. Keduanya merupakan anggota kelompok baru yang menamakan diri sebagai Haraqah Sunny untuk Masyarakat Indonesia (HASMI). Selain keduanya, tim Densus 88 menangkap sembilan orang terduga teroris lain di Solo, Jakarta, dan Bogor. Salah satu yang diamankan di Solo, yakni Abu Hanifah, diketahui sebagai pimpinan kelompok HASMI tersebut.

Selain Hanifah, mereka yang ditangkap di Solo adalah Harun dan Pujianto alias Ari alias Ahmadun. Kemudian yang ditangkap di Bogor adalah Emir atau Emirat, Zainuddin, dan Usman. Sementara di Palmerah, Jakarta, Densus 88 menangkap tiga terduga teroris yakni Azhar, Herman, dan Narto. Menurut Suhardi, 11 terduga teroris ini sudha menyiapkan bom siap pakai yang menyasar empat lokasi, yakni Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, Plaza 89 di depan Kedutaan Besar Australia di mana ada Kantor Freeport di sana, dan Mako Brimob di Jalan Srondol, Jawa Tengah.

Berita terkait penangkapan terduga teroris di sejumlah lokasi dapat diikuti dalam topik:
Penangkapan Teroris di Empat Provinsi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Tanggapi Isu 'Presidential Club', PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Tanggapi Isu "Presidential Club", PDI-P: Terlembaga atau Ajang Kongko?

    Nasional
    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Cak Imin Sebut PKB Jaring Calon Kepala Daerah dengan 3 Kriteria

    Nasional
    Golkar: 'Presidential Club' Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Golkar: "Presidential Club" Bisa Permudah Prabowo Jalankan Pemerintahan

    Nasional
    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Jokowi Diprediksi Gandeng Prabowo Buat Tebar Pengaruh di Pilkada 2024

    Nasional
    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Kans Parpol Pro Prabowo-Gibran Dengarkan Jokowi Tergantung Relasi

    Nasional
    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di 'Presidential Club'

    Demokrat Yakin Jokowi-Megawati Bisa Bersatu di "Presidential Club"

    Nasional
    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk 'Presidential Club', Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Sebut SBY Setuju Prabowo Bentuk "Presidential Club", Demokrat: Seperti yang AS Lakukan

    Nasional
    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Jokowi Diperkirakan Bakal Gunakan Pengaruhnya di Pilkada Serentak 2024

    Nasional
    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Soal Kemungkinan Gabung Koalisi Prabowo, Cak Imin: Kita Lihat pada 20 Oktober

    Nasional
    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Kementerian PPPA Akan Dampingi Anak Korban Mutilasi di Ciamis

    Nasional
    'Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya'

    "Orang Toxic Jangan Masuk Pemerintahan, Bahaya"

    Nasional
    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Prabowo Perlu Waktu untuk Bertemu, PKS Ingatkan Silaturahmi Politik Penting bagi Demokrasi

    Nasional
    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Soal Tak Bawa Orang “Toxic” ke Pemerintahan, Cak Imin: Bukan Cuma Harapan Pak Luhut

    Nasional
    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Halal Bihalal Akabri 1971-1975, Prabowo Kenang Digembleng Senior

    Nasional
    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin:  Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Anggap “Presidential Club” Positif, Cak Imin: Waktunya Lupakan Perbedaan dan Konflik

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com