Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diversifikasi Pangan Pokok Terkendala Persepsi

Kompas.com - 08/10/2012, 18:56 WIB
Yulvianus Harjono

Penulis

BANDAR LAMPUNG, KOMPAS.com — Upaya untuk melakukan diversifikasi makanan pokok saat ini masih terkendala persoalan persepsi dan budaya, selain "dosa" politik pangan masa lalu.

"Orang makan tiwul, misalnya, selama ini masih dipersepsikan minor, identik dengan orang tidak mampu. Persepsi ini sayangnya masih muncul dari pemerintah, bahkan wartawan," ujar Ahmad Subagyo, anggota Kelompok Kerja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Nasional, dalam workshop soal pangan di Bandar Lampung, Senin (8/10/2012).

Padahal, ungkap Ahmad, masyarakat di sejumlah daerah secara turun-temurun mengonsumsi bahan nonberas sebagai makanan pokok. Hal inilah yang coba dihidupkan kembali terkait dengan upaya diversifikasi pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan.

Ia mencontohkan di sejumlah daerah di Jawa Timur kini telah digencarkan pembuatan pangan berbahan mocaf (tepung singkong). Bahan pangan ini bisa diolah menjadi makanan semacam beras analog, mi instan, dan berbagai kue.

Ketua Komisi IV DPR Romahurmuziy menambahkan, politik pangan pada masa lalu, yaitu di zaman Orde Baru, telah menggerus kearifan lokal dalam konteks diversifikasi pangan.

"Di Maluku yang masyarakatnya turun-temurun mengonsumsi sagu kini di sana justru lebih mudah ditemukan beras," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com