Manado, Kompas -
Masyarakat Siau sempat panik mendengar dentuman letusan diikuti kobaran api dan abu vulkanik keluar dari mulut gunung. Sejumlah warga di kawasan kaki gunung siap mengungsi. Kobaran api yang keluar dari puncak gunung dilaporkan mencapai sekitar 30 meter.
”Kami siap jika situasi letusan Karangetang memburuk,” kata Selvie Takaendengan, warga Ulu Siau.
Yudi Tatipang, petugas pos pemantau Gunung Api Karangetang, menuturkan, Gunung Karangetang yang berketinggian 1.872 meter dari permukaan laut telah menunjukkan aktivitas vulkanik sejak 1 September lalu. Sejak saat itu status Karangetang ditingkatkan dari Waspada ke Siaga dan tertutup untuk kegiatan pendakian.
Yudi menambahkan, aktivitas vulkanik Gunung Karangetang berbahaya bagi warga karena mengeluarkan lava dan awan panas yang dapat merusak benda apa saja, termasuk manusia.
Berdasarkan pantauan, Senin, guguran lava pijar turun ke kawasan Kali Batuawang, Kahetang, sekitar 2.000 meter dari puncak gunung. Lava pijar juga turun ke Kali Keting dan Kali Beha Barat. Pada puncak gunung terlihat awan putih tebal setinggi 150 meter.
Pada letusan Maret 2011, awan panas dan lava merusak jembatan dan sejumlah rumah warga. Gunung Karangetang dikenal
Awan panas dan lava pijar Gunung Karangetang berasal dari kubah lava. Risiko semakin