Jakarta, Kompas -
”Semangatnya adalah melakukan perlindungan warisan tak benda, terutama di Asia Tenggara yang sangat kaya warisan budayanya,” kata Samuel Lee, Direktur Jenderal Intangible Cultural Heritage in the Asia-Pasific Region (ICHCAP).
ICHCAP adalah lembaga di bawah pengawasan UNESCO yang membantu negara anggota melindungi warisan budaya tak bendanya.
Lee mengatakan hal itu, Senin (10/9), seusai membuka Pertemuan Subregional Asia Tenggara untuk Penyelamatan Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage/ICH) di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Pertemuan ini dihadiri perwakilan 11 negara Asia Tenggara dan Korea Selatan.
Masanori Nakaoka, Spesialis Program UNESCO Jakarta, mengatakan, warisan budaya tak benda yang dipraktikkan masyarakat di beberapa negara sering menimbulkan konflik.
Etty Indriati, Direktur Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada kesempatan itu mempresentasikan upaya Indonesia untuk melestarikan warisan budayanya, antara lain batik dan tortor. Setelah diakui UNESCO dalam daftar representatif warisan budaya tak benda tahun 2009, batik telah diajarkan di sebagian sekolah. Tarian tortor dari Sumatera Utara juga banyak dimainkan di pesta rakyat dan kegiatan lain.