JAKARTA, KOMPAS.com — Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menyesalkan terjadinya kekerasan yang mengatasnamakan agama, seperti yang terjadi di Kecamatan Omben, Sampang, Madura.
"Kekerasan yang mengatasnamakan agama yang bergejolak lagi berwujud pada pembakaran, perampasan, pemukulan, hingga mengakibatkan ada korban tewas di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Madura, itu amat disesalkan. Kejadian ini berulang setelah sebelumnya pada Desember 2011 juga terjadi dengan kejadian serupa," ujar Ketua Umum DPP IMM Djihadul Mubarok di Jakarta, Senin (27/8/2012).
"Aksi dan perilaku kekerasan mengatasnamakan apa pun, sekalipun berdalih atas nama agama atau aliran keagamaan, tidak ada yang dapat dibenarkan. Apalagi, aksi kekerasan ini sangat mencederai dan menodai hari raya Idul Fitri dan hari kemerdekaan bangsa Indonesia yang masih hangat-hangatnya dirayakan oleh bangsa ini," kata Djihadul.
Menurut Djihadul, agama tidak ada yang mengajarkan kekerasan. Agama akan selalu memberikan ajaran perdamaian, memberi solusi tanpa masalah. Terkait dengan perbedaan pemahaman agama yang berkembang di masyarakat, tidak dapat menjadi alasan untuk melakukan kekerasan, apalagi sampai terjadi penghilangan nyawa seseorang.
"Ketika terjadi sebuah perselisihan pendapat terkait dengan perbedaan pandangan agama, akan lebih baik diselesaikan dengan dialog konstruktif dan solutif ," ujarnya. Djihadul meminta kepada pihak kepolisian untuk segera melakukan tugas sebagaimana mestinya, yaitu mengusut dengan tuntas kasus ini serta menindak dengan tegas pihak-pihak yang melakukan kekerasan. Selain itu, pihak kepolisian juga diharapkan dapat mengantisipasi pengamanan sehingga tidak akan terulang lagi.
"Kejadian ini sudah yang kedua kalinya dan ini cukup memalukan bagi pihak kepolisian. Pemerintah pun harus cepat tanggap melihat kondisi ini, tidak hanya sekadar menyampaikan pernyataan, tetapi harus melakukan langkah-langkah konkret dengan turun ke lapangan memfasilitasi dan memberikan bimbingan kepada masyarakat," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.