Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Janjikan Lulus Masuk Akpol, Calo Minta 300 Juta

Kompas.com - 11/06/2012, 15:37 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian berhasil meringkus lima calo yang melakukan penipuan dalam penerimaan siswa baru di Akademi Kepolisian pada 7 Juni pekan lalu. Kelima pelaku di antaranya AA alias T, H, A alis M,A alias U, AI alias I. Mereka meminta bayaran sebesar Rp 150 juta hingga Rp 300 juta pada calon siswa baru yang ingin lulus seleksi.

Para pelaku melakukan aksi ini melalui telepon genggam karena mereka berada di Karang Tengah, Cianjur, Jawa Barat sedangkan korban berada di Bengkulu.

"Mereka ditangkap di Cianjur setelah polisi Bengkulu menerima laporan dari korban yang sudah terlanjur memberikan sebagian uang," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigadir Jenderal Mochammad Taufik di kantor Humas Polri, Jakarta Selatan, Senin, (11/6/2012).

Taufik menyatakan nama korban memang sengaja dirahasiakan untuk saat ini. Komplotan pelaku menjanjikan korban akan lulus tes masuk seleksi di Akpol setelah memberikan sejumlah uang yang mereka syaratkan. Para pelaku ini, kata Taufik, bukan berasal dari kalangan kepolisian RI. Mereka adalah pekerja swasta. Namun ia tak menyebut jenis pekerjaan yang dimaksud.

Untuk memperlancar aksi, para pelaku bahkan mencatut nama Kepala Biro Sumber Daya Manusia (SDM) Polda Bengkulu.

"Si korban mungkin pernah kenal dengan pelaku sehingga bisa dihubungi meski jarak jauh. Saat ini para pelaku telah ditahan di Polda Bengkulu dan sedang dalam tahap penyidikan," lanjut Taufik. Kepolisian, kata Taufik, masih menelusuri kemungkinan adanya korban lain dari hasil penipuan kelompok calo tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Ketum PGI: 17 Kali Jokowi ke Papua, tapi Hanya Bertemu Pihak Pro Jakarta

Nasional
Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Kasus Brigadir RAT, Beda Keterangan Keluarga dan Polisi, Atasan Harus Diperiksa

Nasional
KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

KPK Ancam Pidana Pihak yang Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Nasional
195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

195.917 Visa Jemaah Haji Indonesia Sudah Terbit

Nasional
Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Sukseskan Perhelatan 10th World Water Forum, BNPT Adakan Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Objek Vital di Bali

Nasional
Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Penyidik KPK Enggan Terima Surat Ketidakhadiran Gus Muhdlor

Nasional
Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Di Puncak Hari Air Dunia Ke-32, Menteri Basuki Ajak Semua Pihak Tingkatkan Kemampuan Pengelolaan Air

Nasional
Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Ketum PGI Tagih Janji SBY dan Jokowi untuk Selesaikan Masalah Papua

Nasional
Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Gus Muhdlor Kirim Surat Absen Pemeriksaan KPK, tetapi Tak Ada Alasan Ketidakhadiran

Nasional
PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

PPP Minta MK Beri Kebijakan Khusus agar Masuk DPR meski Tak Lolos Ambang Batas 4 Persen

Nasional
Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Sidang Sengketa Pileg Kalteng Berlangsung Kilat, Pemohon Dianggap Tak Serius

Nasional
Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com