BAJAWA, KOMPAS.com - Kampung kuno Bena yang sudah dikenal hingga pelosok dunia dan menjadi andalan pariwisata KabupatenNgada di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, ternyata sejak lama masih mengalami kesulitan air bersih. Air yang dialirkan dari sumber Wae Sio di hulu Bena sejak tahun 2000-an, belakangan sering macet atau airnya tak sampai kampung akibat kerusakan demi kerusakan pada jaringan pipa yang dibagun secara swadaya dan apa adanya.
Tetua Kampung Bena, Maria Mole dan Emanuel Sebo di Bea, Sabtu (2/6/2012) menjelang siang mengakui warga kampung tua itu yang kini berjumlah sekitar 350 jiwa atau 67 keluarga, sangat merindukan air bersih hingga kampung mereka. "Kampung kami ini sudah terkenal hingga seluruh dunia dan setiap hari selalu saja ada pengunjung apakah domestik atau wisatawan asing. Namun ironisnya, warga kampung masih kesulitan air bersih," tutur Emanuel.
Kampung Bena sekitar 30 km sebelah timur Bajawa, kota Kabupatrn Ngada, hingga kini tetap mempertahankan keunikannya. Perkampungan di atas punggung bikit itu, dengan perumahan beratap daun dan kerangka kayu. Jejeran sekitar 40 rumah mengepung pelataran bertangga tangga dari susunan batu. Dalam pelataran itu bertebarab kuburan, batu berdiri dan sejumlah bangunan sakral bernama ngadu dan bhaga (tanpa penguhi). Kampung Bena yang merupakan bagian wilayah Desan Tiwo Riwu, tumbuh di sekitar Gunung Inerie. Gunung yang meruncing tajam itu adalah gunung api yang "sedang tidur" (ANS) Powered by Telkomsel BlackBerry®
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.