Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelajar Aceh Peringati Setahun Tsunami Jepang

Kompas.com - 10/03/2012, 17:53 WIB
Daspriani Y Zamzami

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com - Musibah gempa dan tsunami yang melanda Jepang setahun lalu, tidak hanya menjadi duka bagi warga Jepang, tapi juga bagi seratusan pelajar SLTP di Aceh, khususnya Kota Banda Aceh dan Kabupaten Aceh Besar, Sabtu (10/3/2012).

Hari ini tepat satu tahun peringatan Tsunami Jepang, para pelajar dan guru melakukan aksi solidaritas dan doa bersama. Usai mengheningkan cipta dan memanjatkan doa, para murid pun menyanyikan lagu berbahasa Jepang berjudul Omoiyari No Uta.

"Ini lagu menceritakan tentang hubungan pertemanan dan kasih sayang, dengan menyanyikan lagu ini, kami ingin menunjukkan kalau kami peduli dengan Jepang, khususnya para pelajar disana," sebut Safiya, murid SLTP Negeri I Peukan Bada Aceh Besar.

Para pelajar ini pun menanam bunga harapan atau yang dikenal dengan sebutan Sensai Miraino Hana, dan menulis pesan moral untuk masyarakat Jepang, serta melepas ratusan balon ke udara yang membawa burung-burung kertas origami yang bertuliskan pesan semangat.

Sementara itu, Kepala Divisi Advokasi Pendidikan dan Pelatihan TDMRC Unsyiah, Mukhlis A Hamid, mengatakan kegiatan ini memang diinisiasi oleh Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala. Aksi solidaritas untuk Jepang ini, sebut Mukhlis A Hamid juga sebagai sosialisasi sekolah sadar bencana.

"Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat termasuk pelajar sekolah untuk siaga bencana, dan mengajak para pemangku kepentingan komunitas sekolah melakukan berbagai upaya terkait pengurangan risiko bencana di sekolah dan masyarakat sekitar," katanya.

SLTP Negeri I Peukan Bada sengaja dipilih menjadi tempat pelaksana aksi solidaritas ini karena sebelumnya sekolah ini pun pernah mengalami kehancuran akibat musibah tsunami yang melanda Aceh tahun 2004 lalu. "Selain itu, disekolah ini juga memiliki kegiatan ekstra kurikuler bahasa Jepang. Jadi sedikitnya para murid ini bisa menjiwai apa yang sebenarnya terjadi di Jepang," jelas Mukhlis A Hamid. Saat ini, tambah Mukhlis, sebanyak 25 sekolah sudah dibentuk sebagai sekolah siaga bencana di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com