Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Masuk Sungai, ke Sekolah Nyaris Roboh

Kompas.com - 20/02/2012, 03:53 WIB

C Anto Saptowalyono

Setiap hari mereka harus menyeberangi Sungai Cipatujah selebar 32 meter, meniti jalan setapak di tengah rimbun belukar sejauh hampir 4 kilometer, sebelum tiba di sekolah yang nyaris roboh.

Itulah rutinitas harian anak-anak Kampung Dukuh Handap, Desa Batuhideung, Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Pandeglang, Banten.

Belasan anak usia SD dan SMP berkerumun di tepian Sungai Cipatujah, Jumat (17/2). Para siswa itu mencari-cari bagian sungai yang tidak terlalu dalam untuk diseberangi menuju sekolah mereka di Kampung Cicadas, Batuhideung.

Anak-anak perempuan kemudian melepaskan rok seragam pramuka yang mereka kenakan dan lekas-lekas membelitkan kain sebagai penggantinya. Mereka lalu memanggul rok seragam berikut tas sekolah dan sepatu di atas bahu agar tidak basah oleh air sungai.

Perlahan mereka berjalan beriringan sambil menjejakkan kaki mencari pijakan batu di dasar sungai. Mereka harus perlahan meniti karena dasar sungai tidak terlihat. Meski sudah memilih jalur, tetap saja air sungai membasahi sebagian tubuh para murid itu. Ada yang basah sampai sepinggang, ada juga yang hingga dada bagi siswa-siswi berpostur mungil.

”Kalau air sungai sedang naik, kami terpaksa libur. Takut menyeberanginya,” kata Een, seorang siswi yang ditemui sesampainya di seberang sungai.

Sejenak para siswi berhenti di bawah pohon tangkil (melinjo) untuk menyampirkan kain di ranting dan mengenakan lagi rok seragam mereka. Kain itu mereka tinggalkan tersampir di ranting untuk mereka pakai lagi siang nanti saat menyeberangi sungai sepulang sekolah menuju rumah.

Sejurus kemudian mereka kembali berjalan beriringan menyusuri jalan setapak selebar 1 meter dan mendaki tebing yang ditumbuhi pepohonan dan semak belukar. Kerap kali mereka sampai di bagian terjal. Ditambah kondisi licin karena lumpur yang menempel di batu padas sehabis hujan semalam, makin lengkaplah kesusahan mereka.

Jaka, seorang siswa SMP, terlihat membantu Kaci, teman perempuannya, menaiki tebing. Belum ada setengah perjalanan menuju sekolah, para siswa itu sudah bercucuran keringat dengan napas tersengal-sengal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com