Badung, Kompas
Keluarga yang hilang itu terdiri dari Purnabawa (kepala keluarga), Ni Luh Ayu Sri Mahayoni (istrinya, 27) Ni Wayan Krisna Ayu Dewi (anak, 9), dan sopir keluarga Purnabawa bernama Heru Ardianto. Sedangkan Ni Putu Anita, istri Heru, dan Agus, anak Heru, juga menghilang.
Kepala Lingkungan Menesa, Desa Kampial Benoa, I Wayan Loka Astika mengatakan, kasus ini mulai diketahui sejak saudara Purnabawa, Ni Komang Arianti, mendatangi rumah tersebut Kamis (16/2) sore. ”Dia (Arianti) kehilangan kontak dengan Purnabawa selama beberapa hari, makanya dia datang langsung ke rumah Purnabawa,” kata Astika.
Kepala Subbagian Humas Kepolisian Resor Kota Denpasar Ajun Komisaris Ida Bagus Sarjana mengatakan, kasus tersebut sama sekali belum jelas. ”Kami belum bisa memastikan penyebab hilangnya keluarga ini. Kami masih mengumpulkan bukti,” katanya.
Diperoleh keterangan, Arianti melihat rumah tersebut kosong dan terkunci, tetapi semua kendaraan milik Purnabawa sudah tidak ada. Arianti menjadi curiga karena melihat lampu rumah dan pendingin ruangan masih menyala. Arianti kemudian melapor ke polisi.
Ketika memeriksa rumah tersebut, polisi menemukan bercak darah di salah satu kamar dan di garasi serta dua gigi yang tanggal di dalam rumah. Sementara kendaraan yang hilang antara lain mobil Toyota Innova dan dua sepeda motor milik Purnabawa.
Kerabat korban juga menemukan anjing peliharaan keluarga tersebut mati dikubur di pekarangan di depan rumah Purnabawa. Bangkai anjing itu dapat ditemukan karena menimbulkan bau yang menyengat.
Astika mengatakan, Purnabawa baru satu tahun mendiami rumah tersebut. Purnabawa bekerja sebagai pemandu wisata, dan istrinya bekerja di sebuah
Puluhan warga Desa Peminge pun sejak Jumat kemarin menyisir kawasan di Kelurahan Benoa dan berharap dapat menemukan keluarga tersebut. Mereka menyisir dengan menggunakan sepeda motor dan mobil pikap.
Kepala Lingkungan Banjar Peminge Made Rigih menjelaskan, dari hasil pencarian sementara, penduduk menemukan dua kaus warna kuning dan hitam. Ada bercak darah di kaus yang berwarna kuning dan beberapa warga menduga kaus itu milik Purnabawa.