Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siti Fadilah Mengaku Kesulitan Awasi Proyek di Depkes

Kompas.com - 07/02/2012, 13:04 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali memeriksa mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari, Selasa (7/2/2012), terkait penyidikan kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) Departemen Kesehatan (Kementerian Kesehatan) 2007. Ia akan dimintai keterangan sebagai saksi bagi mantan bawahannya, eks Direktur Bina Marga Pelayanan Medik Depkes, Ratna Dewi Umar.

"Kasus hari ini Ibu Ratna Dewi Umar, APBN 2007, yang dulu saya menjadi saksi bagi Beliau dari kasus APBN 2006. Jadi, memang saya menteri waktu itu dan harus ada yang terangkan," kata Siti saat tiba di Gedung KPK, Jakarta Selatan.

Pemeriksaan Siti kali ini bukan yang pertama. Ia sudah beberapa kali menjalani pemeriksaan kasus-kasus dugaan korupsi yang menjerat para mantan anak buahnya itu.

"Saya datang ke sini berkali-kali, kasusnya berbeda-beda, jadi kira-kira ada tujuh kasus lah." ungkap Siti.

Banyaknya kasus dugaan korupsi di Depkes yang terjadi saat Siti menjabat ini mengundang pertanyaan wartawan. Apalagi, rata-rata kasus dugaan korupsi di Depkes itu terkait proyek pengadaan alat kesehatan. Saat ditanya bagaimana Siti mengawasi proyek-proyek pengadaan di Depkes saat itu, Siti mengakui kesulitan yang dirasakannya.

"Ya enggak kelihatan, itu banyak banget proyeknya, ribuan proyeknya," ujarnya.

Adapun kasus dugaan korupsi Depkes yang tengah disidik KPK antara lain, dugaan korupsi pengadaan alkes Depkes APBN 2006, dugaan korupsi pengadaan alkes Depkes APBN 2007, dan kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) di Pusat Penanggulangan Krisis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dengan tersangka Rustam Syarifuddin Pakaya, mantan Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Depkes.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    9 Kabupaten dan 1 Kota  Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    9 Kabupaten dan 1 Kota Terdampak Gempa M 6,2 di Garut

    Nasional
    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat 'Dirawat Sampai Sembuh'

    KPK Sebut Dokter yang Tangani Gus Muhdlor Akui Salah Terbitkan Surat "Dirawat Sampai Sembuh"

    Nasional
    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    BNPB: Tim Reaksi Cepat Lakukan Pendataan dan Monitoring Usai Gempa di Garut

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    BNPB: Gempa M 6,2 di Garut Rusak Tempat Ibadah, Sekolah, dan Faskes

    Nasional
    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    PBNU Gelar Karpet Merah Sambut Prabowo-Gibran

    Nasional
    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    KPK Nonaktifkan Dua Rutan Buntut Pecat 66 Pegawai yang Terlibat Pungli

    Nasional
    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    BNPB: 4 Orang Luka-luka Akibat Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut

    Nasional
    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Prahara di KPK: Usai Laporkan Albertina Ho, Nurul Ghufron Dilaporkan Novel Baswedan Cs Ke Dewas

    Nasional
    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    BNPB: Gempa M 6,2 di Kabupaten Garut Rusak 27 Unit Rumah, 4 di Antaranya Rusak Berat

    Nasional
    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 1 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Tanggal 30 April 2024 Memperingati Hari Apa?

    Nasional
    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Pengamat: Nasib Ganjar Usai Pilpres Tergantung PDI-P, Anies Beda karena Masih Punya Pesona Elektoral

    Nasional
    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Defend ID Targetkan Tingkat Komponen Dalam Negeri Alpalhankam Capai 55 Persen 3 Tahun Lagi

    Nasional
    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang Korvet untuk Latihan di Laut Natuna Utara

    Nasional
    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Dampak Eskalasi Konflik Global, Defend ID Akui Rantai Pasokan Alat Pertahanan-Keamanan Terganggu

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com