Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Imigran Gelap Rela Bayar 4.000 Dollar AS

Kompas.com - 23/12/2011, 17:24 WIB
Maria Natalia

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekitar 45 orang imigran gelap asal Timur Tengah yang selamat dari kapal karam di Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa Timur mengaku kepada polisi bahwa untuk mencari suaka hingga ke Australia mereka merogoh kocek 4.000 dollar AS hingga 4.500 dollar AS per orang kepada orang yang membantu menyeberang ke Negeri Kanguru tersebut.

Menurut Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Saud Usman Nasution saat ini Polri tengah mencari tahu siapa saja yang menerima dana tersebut dan membantu para imigran gelap itu. Sejauh ini, yang diketahui polisi pembayaran dilakukan di Indonesia. Dari pungutan itu, pemilik kapal yang telah ditetapkan sebagai tersangka, BS mendapat bayaran Rp 14 juta - Rp 16 juta per pelayaran. Namun, masih akan ditelusuri nama-nama lainnya yang ikut menikmati uang dari para imigran gelap tersebut.

"Menurut keterangan mereka itu dimintai dana sekitar 4 ribu dollar AS sampai 4,5 ribu dollar AS per orang oleh makelarnya. Itu pengakuan sepihak dari pihak imigran, nanti akan kita kembangkan kita cari siapa orangnya lagi," tutur Saud di Jakarta, Jumat (23/12/2011).

Menurut Saud, orang-orang yang membantu para imigran gelap ini ada yang berasal dari Indonesia, ada juga yang berasal dari Australia. Namun, karena masih dalam penyidikan, ia belum bisa menjelaskan lebih lanjut mengenai identitas para cukong tersebut. "Yang jelas ada yang dari negara asal, dari negara transit ada, Indonesia ada, Australia juga ada," lanjutnya.

Saud mengatakan, awalnya para imigran gelap ini ada yang masuk secara resmi dan tidak resmi ke Indonesia. Mereka datang melalui Malaysia dan Singapura. Kebanyakan yang masuk secara resmi beralasan untuk kunjungan wisata. "Ada yang resmi dan ada yang tidak resmi. Mereka masuk ke Singapura dan Malaysia resmi, tapi masuk ke Indonesia mereka sudah tidak menggunakan paspor. Mereka datang melalui pantai-pantai kita yang sedemikian luasnya dan tidak dijangkau. Akan kita telusuri bagaimana modus lainnya," jelas Saud.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com