Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berburu Beras Hingga Pelosok-pelosok

Kompas.com - 17/12/2011, 10:40 WIB
Winarto Herusansono

Penulis

DEMAK, KOMPAS.com- Ketika sebagian besar petani baru mulai menanam padi, jangan pernah membayangkan pedagang beras lantas menganggur. Malah sebaliknya, pedagang kini saatnya mulai berburu gabah. Mereka berburu gabah ke daerah pegunungan, yang biasanya banyak petani sudah panen.

Di Jawa Tengah, sentra padi yang jadi tujuan perburuan pedagang gabah itu seperti Salatiga, Ambarawa, Wonosobo, Kabupaten Magelang, Purbalingga, dan daerah selatan Pekalongan serta Pemalang.

"Pedagang rela berburu gabah di lokasi jauh asalkan daerah itu panen padinya bagus. Ketika baru musim tanam seperti inilah, pedagang memperoleh selisih harga jual dengan harga beli cukup besar, yakni terpaut lebih Rp 3.500 per kilogram, " kata Soesilo, pedagang beras yang pemilik penggilingan padi di Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.

Seiring tingginya harga beras di pasaran mencapai Rp 8.200 per kilogram, pedagang hanya mengandalkan jaringan antarpedagang di daerah-daerah yang tengah panen padi. Gabah kering panen seharga Rp 3.000 per kilogram pun dibelinya, untuk harga gabah kering giling lebih tinggi kisaran Rp 3.600 per kilogram.

Dengan membeli gabah itu, pedagang yakin tidak rugi. Pedagang beras di Dempet, Demak, Parwito, mengaku berburu gabah dari modal pinjaman para juragan beras. Juragan beras itu harus punya lokasi pengolahan beras seperti penggilingan padi. Tanpa lokasi pengolahan padi, gabah yang sudah dibeli akan rusak karena kesulitan memprosesnya pada musim hujan.

Sekali berburu gabah, Parwito setidaknya diberi modal Rp 100 juta. "Jumlah uang sebesar itu kadang kurang, kalau kami menemukan luasan sawah yang siap panen. Padi yang berkualitas bagus kalau di panen, harga tebasannya bisa sebesar Rp 12 juta per hektar. Kalau sudah begitu, kami tinggal kontak juragan, nanti tambahan uang akan ditranfer, kami bisa membeli gabah sampai 10 hektar dalam satu hari," kata Parwito yang berburu gabah sampai di Malang, Jawa Timur.

Gabah-gabah yang sudah dibeli itu, kemudian diangkut truk dibawa pulang. Tidak peduli gabah saat di panen tengah hujan, gabah basah itu tetap akan bisa diolah.

Setelah melalui proses penggeringan dan digiling menjadi beras, beras itulah yang akan dikirim ke Jakarta, Bandung, Surabaya juga sampai ke Pontianak dan Palembang. Tidak heran dengan harga beras medium saat ini mencapai Rp 8.200 per kilogram, terbayang keuntungannya para pedagang termasuk juragan beras yang sudah dibantu.

Dengan selisih harga lebih dari Rp 4.000 apabila bisa menjual sebanyak 15.000 ton, tentu saja penghasilan yang cukup besar dari perburuan gabah di musim hujan ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com