Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bengkulu Kekurangan 500 Tenaga Dokter

Kompas.com - 16/12/2011, 03:04 WIB

Bengkulu, Kompas - Provinsi Bengkulu yang berpenduduk 1,7 juta jiwa hanya memiliki 500 dokter. Akan tetapi, sepertiga di antaranya masih berstatus pegawai tidak tetap. Untuk itu, Bengkulu masih membutuhkan sekitar 500 dokter lagi, termasuk tenaga dokter spesialis.

”Saat ini masih banyak puskesmas yang hanya memiliki satu tenaga dokter, bahkan ada puskemas belum punya dokter sama sekali. Padahal, setiap puskesmas harusnya punya dua tenaga dokter,” tutur Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Bengkulu Hamzah Hasan di Bengkulu, Kamis (15/12).

Selain jumlahnya kurang, tingkat penyebaran dokter di Bengkulu juga belum merata. Hampir separuh dokter yang ada bertugas di Kota Bengkulu. Akibatnya, masih banyak daerah kekurangan dokter, seperti di Pulau Enggano, wilayah terluar, dan Napal Putih di Kabupaten Bengkulu Utara.

Menurut Hamzah, selain lokasi yang sulit, kondisi keluarga termasuk sekolah anak juga menjadi pertimbangan seorang dokter dalam bertugas di satu daerah. Itu sebabnya dokter yang ditugaskan di pelosok jarang ada di tempat.

Fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu juga belum bisa berkontribusi karena masih baru dan belum meluluskan mahasiswanya.

Kepala Bidang Sumber Daya Manusia Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu Netty Herawati menambahkan, dokter spesialis di Bengkulu masih menumpuk di Rumah Sakit M Junus milik Pemerintah Provinsi Bengkulu.

Dinkes Provinsi Bengkulu selalu mengusulkan dokter umum agar disekolahkan ke jenjang spesialis melalui Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan. Selama 2008-2010, sudah 77 dokter di Bengkulu ikut program ini. ”Daerah jelas belum mampu untuk menyekolahkan dokter ke jenjang spesialis,” ujar Netty.

Ia menambahkan, Pemprov Bengkulu kesulitan menambah dokter spesialis sebab penerimaan calon pegawai negeri sipil di kota/kabupaten menjadi kewenangan pemerintah daerah. ”Ketika formasi dokter spesialis dibuka di daerah, sering tidak ada yang mendaftar,” ujarnya. (adh)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com