Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

400 Petani Ikuti Studi Perubahan Iklim

Kompas.com - 12/12/2011, 02:36 WIB

BANTAENG, KOMPAS.com - Sebanyak 400 orang petani dari berbagai kelompok dari 15 desa dan lima kecamatan di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, mengikuti studi lapangan perubahan iklim.

Kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pertanian dan Peternakan bidang Pengendalian Lahan dan Air (PLA) Satker Dinas Pertanian dan Peternakan tersebut menampilkan Maskur Safiuddin dari PLA Satker sebagai pembicara tunggal di Bantaeng, Minggu (11/12/2011).

Bupati Bantaeng HM Nurdin Abdullah ketika membuka kegiatan yang akan diwarnai studi banding ke Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kabupaten Maros itu berharap, para peserta sungguh-sungguh mengikuti pembelajaran ini agar dapat bercocok tanam dengan baik.

Bantaeng yang memiliki 5.000-an lahan tadah hujan diharapkana teratasi melalui pipanisasi berkapasitas 6.000 liter/detik memanfaatkan air Sungai Batu Massong.

"Bila pipanisasi selesai, lahan masyarakat di Kecamatan Gantarangkeke dan Pajukukang akan menikmati fasilitas tersebut," ujarnya.

Bupati berharap, 2012 Bantaeng sudah mantap menjadi Kabupaten Benih Berbasis Teknologi. Benih yang dikembangkan tersebut, tidak hanya benih padi tetapi juga jagung, kakao, kentang, ikan dan lainnya.

Ini harus dilakukan karena wilayah Kabupaten Bantaeng yang sangat terbatas sehingga kita harus memproduksi komoditi bernilai ekonomi tinggi, termasuk penyediaan benih unggul.

Bupati kemudian memberi contoh benih jagung yang sudah menjangkau NTT dan Jawa Timur, tambahnya seraya mengatakan, untuk memenuhi konsumsi masyarakat, Pemda menjalin sinergi dengan daerah lainnya.

Untuk menunjang sistem pertanaman tersebut, Pemda bekerjasama BPPT membangun industri pupuk di Kawasan Industri Bantaeng. Industri tersebut berkapasitas 10 ribu ton/tahun.

Pupuk yang diproduksi, tambah Bupati merupakan pupuk berimbang (lepas lambat) sehingga petani lebih irit dalam penggunaan pupuk sebab dengan pupuk ini, petani hanya sekali melakukan pemupukan.

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bantaeng H Syamsu Alam mengatakan, studi lapang bertujuan mengantisipasi perubahan iklim yang terjadi dan sewaktu-waktu berdampak terhadap produksi pangan.

Ia berharap, dari pelatihan ini petani mampu mengatur pola tanam yang tepat sesuai kondisinya dan memanfaatkan air seminimal mungkin serta mampu mengantipasi cuaca ekstrim seperti curah hujan tinggi dan kering berkepanjangan, urainya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com