Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengolah Limbah Rokok Jadi Kompos

Kompas.com - 29/11/2011, 09:45 WIB
Icha Rastika

Penulis

KUDUS, KOMPAS.com - Limbah pabrik ternyata bisa diolah menjadi sesuatu yang memberikan manfaat. Salah satunya limbah pabrik rokok yang ternyata dapat menghasilkan pupuk kompos yang menyuburkan tanah.

Di Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) PT Djarum, misalnya, sampah pembungkus tembakau yang terbuat dari daun siwalan dapat diolah menjadi kompos dengan memanfaatkan lumpur aktif mikroba.

Lumpur coklat tua yang ditanami banyak mikroba itu diambil dari sisa pengelolaan limbah air cengkeh. Baunya seperti bau cengkeh yang cukup menyengat.

"Lumpur ini kita padukan dengan bungkus tembakau, diaduk, disimpan di lapangan, dua bulan jadi kompos," ujar Public Affair PT Djarum, Teguh Waspada, saat mengunjungi instalasi pengelolaan limbah, di Kudus, Jawa Tengah, Senin (28/11/2011).

Menurut Teguh, setiap harinya instalasi pengelolaan air limbah ini menghasilkan tiga ton kompos. Pupuk alami sebanyak itu kemudian dibagi-bagikan secara cuma-cuma ke para petani tembakau di Temanggung.

"Karena unsur hara Temanggung kekurangan, kita kirimkan cuma-cuma, saat datang, kendaraannya bawa tembakau, kita beli tembakau, baliknya kita isiin kompos," papar Teguh.

Selain untuk petani Temanggung, pupuk kompos hasil olahan limbah itu dimanfaatkan untuk Pusat Pembibitan Tanaman PT Djarum yang juga berlokasi di Kudus.

Adapun, cara pembuatan kompos tersebut, menurut Teguh, dilakukan dengan memotong-motong sampah pembungkus tembakau terlebih dahulu. Sampah pembungkus tembakau daun siwalan yang menyerupai gulungan tikar pandan itu dijadikan potongan-potongan kecil agar mudah hancur jika melalui proses compossing.

Kemudian, potongan-potongan kecil siwalan ditebar di lapangan terbuka lalu dituangi lumpur mikroba. Setelah itu, campuran sampah siwalan dan lumpur yang menyerupai gundukan tanah tersebut ditutupi plastik lebar.

"Suhunya enggak boleh terlalu panas. Kalau enggak, bisa mati mikrobanya," kata Teguh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com