Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7.868 Kubik Kayu Masih Di Atas Tongkang

Kompas.com - 28/11/2011, 21:16 WIB
Timbuktu Harthana

Penulis

MANOKWARI, KOMPAS.com - Sebanyak 7.868 meter kubik kayu bulat yang diduga akan dibawa ke luar Papua, hasil temuan kapal patroli Bea Cukai di perairan antara Serui dan Biak, Papua, tiga pekan lalu, hingga Senin (28/11/2011) tidak terurus. Ribuan meter kubik kayu di atas kapal tongkang dan tug boat Sempurna 99 dibiarkan terparkir di teluk Doreri, Manokwari, Papua Barat.

Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat, Hendrik Runaweri, Senin,  mengatakan, hingga kini belum ada kejelasan hasil penyidikan dari Bea Cukai wilayah Maluku, Papua, dan Papua Barat. Pihaknya hanya bisa menunggu, sebab kapal itu tanpa dokumen surat keterangan sah kayu bulat (SKSKB).

"Kami semua menunggu penyidikan Bea Cukai, termasuk pemilik kayu," kata Hendrik. Ia tak tahu proses penyidikan kapal yang ditangkap 5 November lalu itu.

Ia memastikan, kayu berasal dari Kabupaten Membramo, Papua, milik PT Membramo Alam Mandiri. Dalih yang disampaikan pemilik, kayu itu akan dibawa ke industri pengolahan kayu di Kaimana, Papua Barat.

Sebenarnya, kayu bulat tidak bisa keluar dari Papua. Demikian pula Papua Barat yang mulai tahun 2012 melarang 100 persen penjualan kayu bulat keluar dari tanah Papua.

Hingga Senin ini, Kantor Bea Cukai di Manokwari belum berkenan memberikan keterangan perihal penangkapan dan penyidikan lebih lanjut dari ribuan kubik kayu bulat itu.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com