Jakarta, Kompas
Gubernur BI Darmin Nasution menyampaikan hal itu di Jakarta, Senin (24/10). ”Perkiraan saya antara minus 0,1 persen sampai plus 0,1 persen,” kata Darmin.
Pada September-November, inflasi biasanya memang rendah. Tahun 2010, inflasi Oktober sebesar 0,06 persen.
BI akan mengevaluasi laju inflasi yang rendah itu. Namun, suku bunga acuan BI tidak bisa setiap saat diturunkan saat inflasi rendah.
BI memperkirakan inflasi tahun ini dan tahun depan di bawah 5 persen. Atas perkiraan itu, BI menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada awal Oktober lalu, dari 6,75 persen menjadi 6,5 persen.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, A Tony Prasetiantono memperkirakan, inflasi Oktober antara 0 persen dan 0,1 persen. Adapun inflasi November tidak akan melebihi 0,2 persen.
Bahkan, Desember, yang akan diwarnai tingginya permintaan akibat libur Natal dan Tahun Baru, diperkirakan inflasi maksimalnya 0,7 persen. Secara keseluruhan, inflasi 2011 hanya sekitar 4,9 persen.
Namun, Tony mengingatkan, inflasi yang sangat rendah ini ditopang subsidi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk bahan bakar minyak senilai lebih dari Rp 100 triliun.
”Padahal, jika subsidi sebesar itu digunakan untuk membiayai infrastruktur, bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi setidaknya 0,3 persen,” ujar Tony.