Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani Biarkan Sawahnya Bero

Kompas.com - 11/10/2011, 19:12 WIB
Siwi Nurbiajanti

Penulis

BREBES, KOMPAS.com — Akibat kekeringan dan kesulitan mendapatkan air, ratusan hektar sawah di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dibiarkan bero (tidak ditanami) pemiliknya. Sawah-sawah itu terutama berada di sepanjang wilayah pantura Brebes, yaitu di Kecamatan Tanjung, Bulakamba, Wanasari, dan Brebes, seperti terlihat Selasa (11/10/2011).

Di wilayah Limbangan Kulon, Kecamatan Brebes, misalnya, sawah-sawah tampak kering dan merekah. Sebagian besar sawah tidak ada tanamannya, kecuali rumput-rumput liar yang tumbuh tidak beraturan.

Daryo (75), petani di Desa Limbangan Kulon, mengaku sudah empat bulan terakhir membiarkan sawahnya bero. Ia yang ditemui sedang membersihkan rumput di sawahnya, memilih menunggu hujan tiba, karena saat ini sawah sama sekali tidak mendapatkan pengairan.

Menurut dia, petani tidak bisa memanfaatkan air dari sungai karena sungai di wilayah itu kering. Mereka juga tidak bisa memanfaatkan air sumur bor dengan menggunakan mesin pompa air karena air tanah asin akibat intrusi air laut, yang berjarak sekitar satu kilometer dari sawahnya.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Mekar Tani Desa Pagejugan, Kecamatan Brebes, Mashadi, mengatakan, saat ini para petani di wilayahnya juga membiarkan sawah mereka bero, daripada memaksakan diri tanam, "Sekitar tiga bulan terakhir sawah tidak ditanami," ujarnya.

Menurut dia, petani tidak berani memanfaatkan air sumur bor karena asin. Hal itu akibat adanya intrusi air laut yang berjarak sekitar dua hingga tiga kilometer dari areal sawah. Aliran air Sungai Pemali, yaitu sungai besar di wilayah Kecamatan Brebes, yang selama ini menjadi sumber pengairan bagi petani, juga asin.

"Karena tidak ada hujan, dari hulu tidak ada pasokan. Akibatnya, air laut pasang masuk ke sungai sehingga air sungai asin," ujarnya.

Apabila dipaksakan, tanaman yang terkena air asin akan mati atau tumbuh tidak optimal. Begitu pula sawah yang teraliri air asin, tingkat kesuburannya akan berkurang. Saat ini, kegiatan yang dilakukan petani adalah mempersiapkan olah tanam, seperti pembersihan gulma.

Sebagian petani yang memiliki modal memilih menyewa sawah dan bercocok tanam di wilayah lain, seperti Majalengka, Jawa Barat. Sementara petani yang tidak memiliki modal besar memilih menjadi buruh tani ke daerah lain (mengikuti petani pemilik modal) atau beralih profesi sementara sebagai tukang batu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com