Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Mengonsumsi Air Sumur Kotor

Kompas.com - 28/09/2011, 22:39 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Selama musim kemarau yang sudah berlangsung selama tiga bulan ini, sebagian warga Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terpaksa mengonsumsi air sumur yang kotor. Air itu berwarna kuning, kecokelatan, dan bercampur tanah.

Sunardi, salah seorang warga, Rabu (28/9/2011), mengatakan, agar dapat mengomsumsi air kotor itu, warga berupaya menyaring air atau mengendapkan campuran tanah. Caranya, mendiamkan air itu dalam ember selama beberapa hari.  

"Air yang saya ambil hari ini, baru akan saya pergunakan setelah saya diamkan selama tiga hari," ujar Sunardi..

Kondisi air sumur yang berwarna kuning dan keruh kecoklatan, selalu terjadi setiap musim kemarau. Di beberapa rumah, hal itu terjadi setelah warga menggali memperdalam sumur.

Hamdani, warga lainnya yang sehari-hari berprofesi sebagai perajin tahu, mengatakan, untuk kebutuhan membuat tahu, dia langsung memakai air kotor tersebut. Penyaringan air atau upaya mengendapkan campuran tanah, tidak mungkin dilakukan karena aktivita s membuat tahu berlangsung cepat dan membutuhkan banyak air.  

Untuk satu kali proses pemasakan yang menghasilkan tujuh kilogram (kg) tahu, dibutuhkan satu meter kubik air. Dalam satu hari, Hamdani bisa melakukan lebih dari 10 kali proses pemasakan,

Kepala Desa Tanjungsari, Darto, mengatakan, saat ini 45 persen dari sekitar 350 sumur milik warga, mengeluarkan air berwarna kuning keruh.  

"Setelah didiamkan selama beberapa lama, air tersebut juga berbau seperti karat," ujarnya.

Kesulitan air juga terjadi di Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan. Pada musim kemarau ini, sekitar sembilan dari 34 sumber air di desa tersebut, mati. Selain itu, debit air di 22 mata air, mengecil, dan hanya empat mata air yang memiliki debit stabil, sama sepe rti musim penghujan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com