Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawanan Kera Serbu Kebun Warga

Kompas.com - 23/09/2011, 15:52 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com - Kawanan kera menyerang tanaman milik warga di lereng Pegunungan Menoreh di Desa Ngargogondo, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah akibat tidak ada makanan di gunung pada musim kemarau ini.

Petani Ngargogondo, Yeti (60) di Magelang, Jumat (23/9/2011), mengatakan, kawanan kera tersebut memakan hampir semua jenis tanaman di perkebunan, antara lain ubi-ubian, kacang-kacangan, pepaya, dan pisang.

Ia mengatakan, akibat serangan kera tersebut petani mengalami kerugian karena hasil panen berkurang bahkan bisa gagal panen.

Menurut dia, serangan kera itu hampir terjadi setiap musim kemarau di Kecamatan Borobudur itu. Selain merusak tanaman, banyaknya jumlah kera juga membuat warga takut menggarap kebun.

Ia mengatakan, kawanan kera biasanya turun dan menyerang tanaman mulai pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB. Primata itu terus begerak mencari makanan di berbagai tempat hingga pekarangan dekat rumah warga hingga sore hari.

Warga merasa kerepotan menghadapi serangan kera tersebut, karena selain jumlahnya banyak, di atas Pengunungan Menoreh kondisinya kering sehingga kera cenderung turun untuk mencari makanan.

"Tidak hanya buah-buahan atau ubi-ubian, tetapi tanaman cabe pun dirusak kawanan kera. Tanaman di kebun saya yang masih utuh hanya tanaman tembakau, karena rasanya pahit," katanya.

Ia mengatakan, untuk mengantisipasi tanaman perkebunan habis dimakan kera, warga menjaga kebun hingga siang atau sore hari dengan berbekal ketapel untuk mengusir Kera.

Petani yang lain Zahroni (56), mengatakan serangan kera membuat warga semakin menderita karena pada kemarau ini warga telah kesulitan menjaga tanaman agar tetap hidup dan tumbuh akibat tidak ada air yang cukup. Penghasilan warga pun semakin berkurang karena kera.

"Biasanya, hasil kebun seperti pepaya, pisang, dan singkong saya jual ke pasar. Hasilnya cukup untuk membeli kebutuhan dapur. Namun saat ini belum dipanen tanaman sudah dimakan kera," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com