Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kaki Anak Ranaka Diungsikan

Kompas.com - 05/09/2011, 14:53 WIB

KUPANG, KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur mulai mengungsikan warga yang tinggal di sekitar kaki gunung Anak Ranaka yang telah dinaikan statusnya dari normal aktif (level I) ke Waspada (level II).

"Sejumlah warga di kaki gunung Anak Ranakah sudah mulai diungsikan," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Timur (NTT) Tini Thadeus di Kupang, Senin (5/9/2011).

Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Geologi (PVMBG) Bandung menaikkan status gunung Anak Ranaka, karena sejak Juni 2011 terjadi peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam dan dangkal. Terekam 24 kali gempa vulkanik dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal.

Berdasarkan laporan dari Pemerintah Manggarai, menurut Thadeus, warga yang mulai diungsikan yakni kelompok rentan, seperti lanjut usia (lansia) dan penyandang cacat dan diungsikan ke Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai.

"Mereka yang diungsikan adalah kelompok rentan di kaki gunung Anak Ranaka," katanya. Dia mengatakan, kelompok rentan yang paling banyak diungsikan berasal dari perkampungan Robo yang berada tepat di bawah kaki gunung tersebut.

Para kelompok rentan ini diungsikan, kata Thedeus, karena adanya peningkatan aktivitas gunung Anak Ranaka, di mana berdasarkan rekaman tremor pos pemantau gunung Anak Ranaka dalam sehari terjadi 24-26 kali letusan kecil. "Aktivitas gunung tersebut terus menunjukan peningkatan," kata Thadeus.

Dia menambahkan, pemerintah setempat juga telah mengeluarkan surat peringatan dan kesiapsiagaan kepada warga setempat, jika gunung Anak Ranaka meletus. "Pemerintah sudah keluarkan surat siap siaga letusan anak ranakah," katanya.

Petugas Pos Pemantau Gunung Anak Ranaka, Bernadus Taut mengingatkan warga di sekitar kaki gunung Anak Ranaka untuk tetap waspada menyusul peningkatan status gunung Anak Ranaka tersebut. "Kami imbau warga tetap waspada dengan aktivitas gunung tersebut," katanya.

Gunung Anak Ranaka terakhir meletus pada 11 Januari 1988, yang saat itu, ketinggian asap mencapai sekitar 8.000 meter yang disertai luncuran aliran awan panas yang mengarah ke Wae Reno dan Wae Teko di sebelah utara gunung api itu.

Bupati Manggarai Christian Rotok, secara terpisah sebelumnya mengaku telah memberikan penyuluhan kepada warga yang menetap di lereng gunung api tersebut sejak status gunung Anak Ranaka ditetapkan menjadi waspada.

Warga diminta selalu waspada dan melakukan tindakan penyelamatan apabila gunung tersebut meletus. "Ada ribuan orang warga Desa Wae Rii, Kecamatan Poco Ranaka, yang tinggal dan menetap di lereng gunung api itu, dan mereka sudah diingatkan untuk selalu waspada terhadap aktivitas gunung itu demi keselamatan jiwa jika terjadi bencana letusan," katanya.

Ia mengatakan sudah berulang kali warga Desa Wae Rii diminta untuk pindah dari lokasi saat ini, namun selalu gagal, karena warga sudah menyatu dengan lingkungan itu, meski selalu ada ancaman letusan gunung api itu.

Bupati mengatakan pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dengan skenario penyelamatan. Anak Gunung Ranaka yang disebut dengan nama Namparnos itu, berdasarkan laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), merupakan satu dari dua gunung berapi di Nusa Tenggara Timur yang sejak akhir Agustus 2011 ada peningkatan aktivitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com