Jika Bersalah, Polri Janji Beri Tindakan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian berjanji akan menindak anggotanya jika ditemukan adanya pelanggaran prosedur dalam penanganan aksi unjuk rasa warga di wilayah Tiaka, Mamosalato, Morowali, Sulawesi Tengah. Tim internal Polri masih menyelidiki kasus itu.

"Kalau bersalah pasti akan ada tindakan. Kita kan sudah terbuka," kata Kepala Biro Pengamanan Internal Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Brigjen (Pol) Budi Waseso, di Mabes Polri Minggu (28/8/2011).

Budi menjelaskan, tim yang dikirim ke Sulteng masih bekerja. Tim dari Itwasum, Propam, Bareskrim, dan Binkum itu akan melihat bagaimana kronologis sebelum, ketika, hingga setelah penembakan itu terjadi.

"Kita lihat di lokasi. Posisi masyarakat di mana, anggota di mana. Kita akan minta keterangan warga. Kan ada juga masyarakat yang merekam pakai HP. Kita akan lihat apakah penggunaan senjata api itu sudah sesuai prosedur atau tidak," jelas Budi.

Seperti diberitakan, warga setempat membantah pernyataan Polri yang menyebut bahwa insiden penembakan di wilayah eksplorasi JOB Pertamina-PT Pertamina itu terjadi karena massa menyandera polisi di dalam kapal milik warga.

Menurut warga, polisi menumpang kapal milik warga ketika meninggalkan Pulau Tiaka. "Di tengah jalan di perairan, kami dihadang oleh pasukan polisi. Tanpa peringatan dan negosiasi, mereka menembak membabi buta dalam jarak yang dekat," kata Andri M Sondeng, koordinator aksi dari Forum Masyarakat Mamosalato.

Untuk menghindari tembakan, kata dia, sebagian warga memilih loncat dari kapal. Akibat tembakan, dua orang tewas yakni Jusrifin dan Marten.