Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Kebutuhan Pokok Terus Bergerak Naik

Kompas.com - 26/07/2011, 17:37 WIB

KUPANG, KOMPAS.com — Harga kebutuhan pokok terus bergerak naik menjelang bulan suci Ramadhan tahun ini. Kenaikan itu dipicu melonjaknya sejumlah harga kebutuhan pokok di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan yang selama ini sebagai pemasok bahan kebutuhan pokok ke Nusa Tenggara Timur. Kenaikan ini diperkirakan terus melaju sampai Idul Fitri.

Stok bahan kebutuhan pokok tetap tersedia, tetapi daya beli masyarakat semakin sulit menjangkau dan tak berdaya. Mereka lebih memilih hidup sederhana dengan mengonsumsi bahan makanan yang dapat dijangkau, atau sesuai kemampuan.

Menurut sejumlah pedagang di Pasar Naikoten, Kota Kupang, Selasa (26/7/2011), kenaikan yang melaju cepat terjadi pada beras, gula pasir, telur ayam, dan bawang merah/putih. Tiga jenis komoditas ini naik setiap 2-3 hari sejak pekan lalu.

Andi Arif, pedagang bahan kebutuhan pokok di pasar Naikoten, misalnya, mengatakan, harga beras cap Nona Kupang dua hari sebelumnya Rp 6.500 per kg menjadi Rp 7.500 per kg, beras Nona Cantik naik dari Rp 7.000 per kg menjadi Rp 8.000 per kg, beras cap Lonceng naik dari Rp 8.000 per kg menjadi Rp 8.500 per kg, sedangkan beras lokal naik dari Rp 5.500 menjadi Rp 6.300 per kg.

Sementara harga gula pasir (karungan) naik dari Rp 11.000 per kg menjadi Rp 12.000 per kg, gula kristal naik dari Rp 13.000 per kg menjadi Rp 14.000 per kg. Bahkan, gula lempeng (lokal) pun naik dari Rp 5.000 per kg menjadi Rp 7.000 per kg. Telur ayam naik dari Rp 1.000 per butir menjadi Rp 1.200 per butir.

Kenaikan juga terjadi pada bawang putih dari Rp 18.000 menjadi Rp 20.000 per kg dan bawang merah Rp 20.000 menjadi Rp 25.000 per kg. Bahkan bawang putih tiga siung dihargai Rp 5.000 dan bawag merah lima siung Rp 10.000.

Andi mengatakan, kenaikan harga ini sudah biasa terjadi menjelang bulan puasa sehingga tidak mengherankan masyarakat. Setelah Idul Fitri, harga akan kembali normal.

Namun, ia menuturkan, harga tidak naik saja masyarakat sudah sangat sulit berbelanja dalam jumlah besar, apalagi dengan kenaikan itu. Meski demikian, kenaikan memang tidak bisa dibendung karena dari Jawa Timur, NTB, dan Sulawesi Selatan memang sudah mengalami kenaikan.

"Kami pesan barang-barang itu dari sana memang sudah naik, lalu diperhitungkan dengan biaya ongkos dan seterusnya sehingga kenaikan tidak bisa dihindarkan. Memang, sebelum tidak mengalami kenaikan saja, kesannya masyarakat sulit berbelanja dalam jumlah besar, apalagi dengan kenaikan yang terus terjadi seperti sekarang," kata Andi.

Ny Martina Redengera, ibu rumah tangga yang ditemui di pasar Naikoten, mengatakan, sekarang tidak ada yang murah lagi di pasar. Pisang, umbi-umbian, sayur, dan bumbu dapur yang diproduksi lokal saja ikut-ikutan naik. Padahal, barang-barang hasil pertanian ini diangkut dari desa dan kecamatan ke Kota Kupang tidak mengalami kenaikan ongkos transportasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com