Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Duga Ada Provokasi

Kompas.com - 13/07/2011, 13:57 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepolisian menduga ada provokasi terkait pemblokiran jalan oleh warga di daerah rumah Abdullah alias Firdaus di Kecamatan Dompu, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Pemblokiran terjadi Selasa (12/7/2011) hingga dini hari.

"Jelas ada (provokasi)," kata Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam di Mabes Polri, Jakarta, Rabu, ketika ditanya apakah ada dugaan provokasi mengingat pemblokiran tidak dilakukan oleh para santri.

Anton menjelaskan, pemblokiran terjadi lantaran warga menginginkan jenazah Firdaus dikembalikan oleh polisi. Seperti diketahui, jenazah dibawa paksa oleh polisi untuk diotopsi ketika dibawa menuju pemakaman. Rombongan pengantar jenazah sempat menolak menyerahkan kepada polisi.

Di dalam mobil pengantar jenazah ditemukan senjata tajam. Saat itu, 11 orang diamankan. Lima orang di antaranya telah dipulangkan karena tidak terlibat.

Anton mengatakan, pemblokiran berhasil dibubarkan setelah kepala polres bernegosiasi. Sempat terjadi bentrokan dengan warga yang mengakibatkan tiga polisi terluka terkena lemparan batu, salah satunya kapolres.

"Dari masyarakat juga ada yang terluka. Dua orang kena lemparan, satu kena tembakan, tapi tidak fatal. Situasi sudah aman terkendali," kata Anton.

Seperti diberitakan, Firdaus yang bekerja sebagai bendahara sekaligus pengajar tewas akibat ledakan bom rakitan di Pondok Pesantren (Ponpes) Umar bin Khattab di Kabupaten Bima. Polisi menduga masih ada bom rakitan lain dan senjata api untuk menyerang polisi.

Polisi belum dapat masuk ke dalam ponpes untuk melakukan penyelidikan lantaran dihadang para santri dengan senjata tajam. Polisi akan merangsak masuk dengan jumlah personel yang banyak jika negosiasi gagal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com