Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tolong Presiden SBY, ke Mana BNP2TKI?"

Kompas.com - 05/07/2011, 00:00 WIB

MALANG, KOMPAS.com — Solikin (51), suami dari Zaenab (37), tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Bantur, Kabupaten Malang, Jawa Timur, yang bekerja di Arab Saudi dan disekap majikannya, terus berharap istrinya bisa pulang ke Indonesia dengan selamat.

"Saya dan keluarga saya di sini terus berharap dan menunggu Zaenab bisa pulang dengan kondisi sehat. Saya sudah menghubungi PT Youmba Biba Abadi yang memberangkatkan istri saya itu, namun tak ada hasilnya," tutur Solikin, Senin (4/7/2011) malam, kepada Kompas.com.

Saat ini, kata Solikin, pihaknya hanya bisa berharap kepada Pemerintah Kabupaten Malang, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), bahkan kepada Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

"Dengarlah suara kami ini. Tolong Presiden SBY, ke mana BNP2TKI itu?" kata Solikin.

Solikin mengatakan, sejak Zaenab berangkat ke Arab Saudi dua tahun lalu, ia baru bisa mengirimkan uang sebanyak 7.000 riyal Saudi.

"Itu pun hanya satu kali saja dia pernah mengirimkan uang kepada saya dan keluarganya," ucapnya.

"Istri saya dan enam temannya yang lain minta agar segera diusahakan bisa pulang ke Indonesia. Mereka mengaku tidak kuat lagi bekerja kepada majikannya karena sering disiksa. Itu keluhannya kepada saya," kenang Solikin.

Sementara itu, menurut Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Malang Djaka Ritamtama, pihaknya telah menghubungi pihak PT Youmba Biba Abadi terkait kasus TKI asal Malang tersebut. Bahkan, kata Djaka, pihaknya sudah meminta kepada PT Youmba agar segera mencari tahu siapa petugas lapangan (PL) yang dipekerjakan di wilayah Kabupaten Malang saat merekrut Zaenab.

"Tadi kami sudah menghubungi pihak PT Youmba. Pihaknya berjanji akan menindaklanjuti persoalan tersebut. Saya langsung memberi peringatan kepada PT Youmba," kata Djaka.

Ia mengatakan, apabila penyekapan tersebut benar terjadi pada Zaenab dan teman-temannya, hal tersebut akan menjadi persoalan besar bagi perusahaan yang memberangkatkan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com