Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Gandurejo KLB Diare

Kompas.com - 10/06/2011, 23:50 WIB

TEMANGGUNG, KOMPAS.com — Kejadian luar biasa (KLB) diare terjadi di Desa Gandurejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Status KLB ditetapkan karena selama periode Maret-Juni kasus diare di desa tersebut terus muncul dengan jumlah total penderita mencapai 71 orang.

Kepala Seksi Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung Sukamsih mengatakan, kasus diare di desa tersebut terjadi karena tiga sumber air yang dimanfaatkan warga setempat sebagai air minum tercemar bakteri E-coli melebihi ambang batas. "Masuknya bakteri E-coli hingga melebihi ambang batas ini berasal dari rembesan pupuk kandang di lahan pertanian, yang kemudian mencemari tiga sumber air tersebut," kata Sukamsih, Jumat (10/6/2011).

Tiga sumber air tersebut adalah Kruisan, Kusikan, dan Tlahap. Ketiganya berdekatan dengan lahan pertanian, yang pemiliknya sedang gencar memakai pupuk kandang untuk mulai menanam tembakau.

Sukamsih menjelaskan, air minum semestinya mengandung 0 parts per million (ppm) bakteri E-coli dan, untuk air bersih, kandungan maksimal bakteri E-coli hanya 50 ppm. Namun, di sumber air Kusikan dan Tlahap, kandungan bakteri E-coli masing-masing mencapai 2.400 ppm dan di sumber air Kruisan mencapai 1.100 ppm.

Dengan tingginya kandungan bakteri E-coli tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung saat ini juga berupaya memasang komponen penyaring air di sumber air dan memberi kaporit di bak-bak penampungan air. "Kendatipun demikian, upaya ini belum cukup berhasil. Hingga sekarang ini, kandungan bakteri E-coli masih tinggi, mencapai 75 ppm," ungkap Sukamsih.

Seiring dengan penetapan status KLB tersebut, Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung mendirikan posko untuk memberi pertolongan pertama kepada para penderita diare di Desa Gandurejo.

Juki, Kepala Dusun Limbangan, Desa Gandurejo, mengatakan bahwa jumlah penderita diare yang sebelumnya mencapai lebih dari 10 orang, per 1 Juni 2011, turun menjadi empat orang, dan kini keempat orang tersebut mulai berangsur sembuh. Kendatipun demikian, Dusun Limbangan belum terbebas dari diare karena kembali muncul seorang penderita diare, yaitu Agit (9).

Menurut Juki, diare tersebut terjadi akibat air dari sumber air Kruisan dan Tlahap, tercemar dan tidak layak konsumsi. Juki tidak mengerti kenapa kasus diare ini baru terjadi sekarang. "Kami sudah mengonsumsi air dari mata air Kruisan dan Tlahap selama puluhan tahun, tetapi kasus diare seperti sekarang baru terjadi sekali ini," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com