KOMPAS.com - Gulita malam menutup pemandangan Kampung PPN, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau. Berbeda dari hari biasa, sudah sepekan warga Kampung PPN yang sebagian besar petani karet dan sawit tak bisa tidur nyenyak, disibukkan dengan jadwal ronda malam. Kali ini buruan mereka bukan maling yang menyelinap diam-diam ke rumah warga.
Beberapa warga terlihat duduk di gubuk beratap rumbia yang dibangun di tengah perkebunan karet. Sapriman, Ketua RT 06 Kampung PPN, dan warga masing-masing berjaga-jaga dengan petasan di tangan.
Dari kejauhan mendadak rentetan bunyi petasan terdengar. Tanpa komando warga beranjak bergerak membelah lebatnya semak belukar, mengendap di antara pohon karet dan sawit, mengarahkan senter ke segala arah untuk menemukan dan menghalau gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) liar yang masuk di perkebunan.
Warga menghalau gajah liar dengan petasan di perkebunan karet Kampung PPN, Desa Petani, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, Minggu (29/5/2011). Rusaknya habitat Gajah Sumatera di Suaka Margasatwa Balai Raja, Kabupaten Bengkalis, Riau karena alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan permukiman sehingga mengakibatkan meningkatnya konflik gajah liar dengan penduduk. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Tidak kurang dari 20 orang ronda malam itu. Hampir sepanjang hari mereka terus memantau pergerakan mamalia raksasa ini. Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk mengusir kawanan gajah yang merusak pohon sawit.
Di tengah perkebunan, warga memasang pelita, membakar semak-semak untuk menakut-nakuti gajah bahkan mengusirnya dengan bunyi-bunyi petasan. Namun, tampaknya gajah liar masih enggan beranjak keluar dari kebun mereka.
Tidak terhitung berapa ratus petasan yang telah diletupkan warga untuk menghalau kawanan gajah liar selama sepekan. Biayanyapun terbilang tidak murah. Untuk sebatang petasan, warga harus merogoh kocek sebesar Rp 13.000 hingga Rp 15.000. Hendri warga desa bahkan mengaku sedikitnya membakar 15 petasan dalam semalam.
Warga membakar semak belukar untuk menghalau gajah liar masuk ke perkebunan sawit Kampung Bekasab, Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis, Riau, Senin (30/5/2011). Rusaknya habitat Gajah Sumatera di Suaka Margasatwa Balai Raja, Kabupaten Bengkalis, Riau karena alih fungsi lahan menjadi perkebunan dan permukiman sehingga mengakibatkan meningkatnya konflik gajah liar dengan penduduk. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Bagi warga Kampung PPN, serangan kawanan gajah liar di areal perkebunan sawit bukanlah kali pertama. Menurut Sapriman, serangan tersebut bahkan telah terjadi sejak 20 tahun terakhir.
"Kampung ini memang menjadi lintasan gajah liar mencari makan. Mereka akan selalu kembali lagi ke sini. Kalo tidak dihalau satu hektar kebun sawit bisa habis dalam semalam," ujarnya.