Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Sayuran Kembali Naik

Kompas.com - 18/05/2011, 20:44 WIB

MAGELANG, KOMPAS.com — Harga beragam jenis sayuran di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, saat ini kembali naik.

Hal itu dipicu penurunan produksi pangan akibat tingginya intensitas hujan dan kondisi areal pertanian yang belum pulih pasca-erupsi Gunung Merapi.

Berdasarkan keterangan para pedagang di Pasar Muntilan dan Pasar Borobudur, Kabupaten Magelang, kenaikan harga mulai dari Rp 500 per kilogram (kg) hingga Rp 4.000 per kg. Harga kubis, misalnya, sebelumnya Rp 1.000 per kg, tetapi saat ini naik menjadi Rp 1.500 per kg. Kenaikan cukup tinggi terjadi pada harga tomat yang sebelumnya berkisar Rp 3.000-Rp 4.000 per kg, saat ini menjadi Rp 7.000 per kg.

Nyonya Tambeng, pedagang di Pasar Muntilan, mengatakan, kenaikan harga sudah terjadi sekitar dua minggu ini. Kenaikan harga terjadi seiring dengan penurunan produksi di tingkat petani karena tanaman banyak diserang hama dan sering diterpa hujan deras.  

"Akibat kondisi cuaca tersebut, kualitas sayuran pun buruk. Selain ukurannya yang lebih kecil dari biasanya, sebagian sayuran yang kami terima berwarna kehitaman di sebagian sisinya seperti nyaris busuk," ujar Tambeng.

Sulimah, pedagang lainnya, mengatakan, banyak pedagang di Pasar Muntilan terpaksa menerima beragam sayuran yang ada, apa pun kondisinya, karena aktivitas pertanian pasca-erupsi Merapi di sentra-sentra sayuran di Kabupaten Magelang yang sebagian berada di lereng Gunung Merapi belum juga pulih.  

"Kami pun bisa memaklumi kenaikan harga ini karena, menurut petani, penurunan produksi mencapai hingga 50 persen," ujar Sulimah.  

Belum optimal

Pardi, petani di Kecamatan Sawangan, mengatakan, sekitar empat bulan setelah rangkaian erupsi Gunung Merapi berakhir pada Desember 2010 lalu, kondisi tanah pertanian belum juga pulih dan masih bersifat panas karena masih tertimbun abu Gunung Merapi.  

"Banyak tanaman layu dan kering sebelum menghasilkan panen," kata Pardi.

Pardi memiliki lahan pertanian seluas 1.000 meter persegi. Di areal itu, dia sudah mencoba menanam buncis, jagung, dan cabai. Namun, semuanya mengering dan tidak berbuah setelah beberapa minggu ditanam.

Nyonya Suyono, petani asal Kecamatan Sawangan lainnya, mengatakan, kendati tanaman sayurannya mampu bertahan hidup, volume panen yang dihasilkan jauh dari harapan. Misalnya, sekitar 1.000 meter persegi tanaman buncis yang mampu menghasilkan 70-80 kg, saat ini hanya menghasilkan panen 20 kg.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com