PURBALINGGA, KOMPAS
Pantauan Kompas, Rabu (4/5), harga kol yang pada awal Februari lalu sempat mencapai Rp 5.000 per kilogram, kini hanya Rp 150 per kilogram (kg). Harga sawi putih yang pada akhir Desember sekitar Rp 2.000, kini hanya Rp 250 per kg.
”Harga kol dan sawi putih sekarang yang terendah sepanjang tahun ini,” kata Agus (45), petani kol di Desa Kutabawa.
Menurut dia, harga jual kol saat ini bahkan jauh lebih rendah daripada biaya tanam. Padahal, biaya produksi untuk setiap hektar kubis setidaknya mencapai Rp 15 juta. Jika harga wajar, petani seharusnya bisa mendapatkan hingga Rp 50 juta, dengan produktivitas 2 ton per hektar. ”Sekarang hanya Rp 1,5 juta,” katanya.
Di Semarang, harga kol di tingkat petani masih lebih baik, Rp 300-Rp 500 per kg, tetapi tetap saja itu merupakan yang terburuk tahun ini.
Sejumlah petani di Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, mengungkapkan, harga jatuh biasanya hanya 2-3 bulan. ”Tetapi tahun ini hingga enam bulan,” kata Untung Sutomo (61), petani setempat.
Selain kol, harga kentang super juga turun dari Rp 10.000 menjadi Rp 3.000 per kg. Tomat juga hanya dijual Rp 1.000 dari sebelumnya Rp 6.000 per kg.
Akibatnya, selama enam bulan terakhir petani praktis bekerja tanpa hasil. Lahan 600 meter persegi milik Untung, misalnya, hanya menghasilkan Rp 200.000
”Kalau rugi, ya tidak dapat apa-apa. Harga seledri sedikit-sedikit mulai naik. Tapi belum bisa menutup kerugian,” tutur Untung.