Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertahan di Tengah Banjir Rob

Kompas.com - 28/03/2011, 13:18 WIB

BEKASI, KOMPAS.com - Kusni (21) dibantu adiknya, Monik (15), membersihkan sisa-sisa kotoran akibat banjir rob atau air laut pasang di rumahnya. Setiap pagi, keduanya harus mengepel lantai yang digenangi cokelatnya air laut dan membuang tumpukan tanah yang terbawa air.

Kusni dan beberapa warga lain di RT 01/RW 01 Dusun Muara Jaya, Desa Pantai Mekar, Kecamatan Muara Gembong, Bekasi harus berhadapan dengan banjir rob setiap hari. Air laut naik di tengah malam lalu surut di pagi hari.

Seratusan warga lain bernasib lebih baik lantaran rumah mereka hanya terendam saat pasang benar-benar tinggi. Adapun rumah Kusni paling rendah, mendekati bibir muara. "Tinggi air setiap malam 30 cm. Mau gimana lagi?" keluh Kusni ketika ditemui Kompas.com di rumahnya.

Setiap tengah malam, air masuk melalui celah-celah di pintu depan rumahnya. Air tak lagi masuk melalui dinding dari kayu di bagian belakang rumah setelah ia buat gundukan tanah untuk menghalang air. Namun, jika pasang sedang tinggi, air tetap masuk ke rumah berukuran 6 x 9 yang dihuni kedua kakak beradik itu bersama ayah mereka, Marudin (55).

Air laut merusak perabot seperti lemari dan meja. Jadi, Kusni tak menaruh kursi di ruang tamu. Hanya ada tempat lesehan dari bambu setinggi satu meter. Bagitu pula di dua kamar tidur. Tak ada kasur, hanya ada tempat tidur dari bambu ditambah seprei dan bantal.

Air laut juga merusak sepeda motornya. Motor Honda Legenda II tahun 2002 itu kini teronggok di atas meja di ruang tamu dengan kondisi karatan di velg dan mesin. "Sudah dua tahun rusak. Di taruh gitu aja. Mau benerin nggak ada uang," ucap dia.

"Jadi, sebelum tidur kita lihat-lihat barang di lantai. Pernah radio kesayangan saya lupa dinaikin. Rusak lah kerendem. Paling sering sandal hanyut sama sepatu si adek yang lupa diangkat. Jadi basah," katanya disambut tawa Monik.

Mau sampai kapan seperti itu? "Sebenernya kita udah jenuh bertahun-tahun kaya gini terus. Kita lagi nunggu, katanya ada pembebasan tanah dari pemerintah. Semoga aja bener biar kita cari tempat lain," jawab pria yang telah tinggal di sana sejak lahir itu.

Pengamatan Kompas.com, selain merusak rumah, banjir rob juga merusak jalan di sekitar muara. Warga menaruh bambu-bambu di jalan untuk membantu melintas. Informasi yang diterima, sebagian warga telah memilih pindah menjauh dari muara. Genangan air bisa mencapai dua kilometer dari muara.

Kusni dan puluhan warga lain di sekitar muara juga harus menghadapi ancaman abrasi yang terus mengikis daratan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com