Sanggau, Kompas -
”Sebelum tabung elpiji subsidi didistribusikan, masyarakat perbatasan tidak punya pilihan selain tunduk pada harga dan pasokan gas dari Malaysia. Sering kali, harga gas (dari Malaysia) sangat tinggi. Masyarakat terpaksa membelinya juga karena tidak ada pilihan lain,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pedagang Perbatasan Indonesia, HR Thalib, Senin (14/3).
Pemerintah mendistribusikan sebanyak 1.005 paket tabung elpiji dan kompor subsidi ke Entikong. Di Entikong, harga tabung elpiji isi ulang tiga kilogram sekitar Rp 20.000 hingga Rp 21.000 per tabung atau sekitar Rp 7.000 per kg. Harga elpiji dari dalam negeri ini lebih murah dibandingkan dengan elpiji dari Malaysia.
Di Entikong, selama ini hanya tersedia gas isi ulang 14 kg dengan harga Rp 125.000 atau hampir Rp 9.000 per kg. ”Sering kali harga isi ulang 14 kg dari Malaysia mencapai Rp 180.000 per tabung, dengan alasan barang itu masih disubsidi Pemerintah Malaysia sehingga distribusi ke Indonesia sulit. Masyarakat berharap PT Pertamina mendistribusikan juga elpiji ukuran 12 kilogram,” kata Thalib.
Sales Area Manager PT Pertamina Wilayah Kalimantan Barat Ibnu Chouldum mengatakan, distribusi paket tabung elpiji dan kompor gas untuk masyarakat Entikong merupakan satu bagian dari konversi minyak tanah dan gas di Kabupaten Sanggau. ”Paket perdana untuk tabung gas tiga kilogram dan kompor gas subsidi Kabupaten Sanggau mencapai 86.187,” kata Ibnu.