Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Punya Uang, Tumor Balita Membesar

Kompas.com - 08/03/2011, 12:17 WIB

KOMPAS, KENDAL.com — Nasib kurang baik dialami Daffa Ilham Saputra (3), balita asal Dusun Jumbleng RT 03 RW 04 Desa Sojomerto, Kecamatan Gemuh, Kendal, Jawa Tengah. Ia seharusnya bisa bermain dengan bebas bersama teman-teman sebayanya.

Namun, Daffa terus menangis dan hanya berkutat dengan orangtuanya di rumah. Lelaki kecil ini sepertinya tak kuat menahan rasa sakit. Ada tumor di telinganya yang kian hari kian membesar.

Putra pasangan Supriyatin (39) dan Tukiyah (37) ini tidak bisa tidur nyenyak. Semalaman ia terus merintih dan selalu minta dikipasi oleh ibunya. "Daffa selalu kepanasan sehingga setiap saat saya selalu mengipasinya dan membasuh dengan kain basah," ujar Tukiyah.

Supriyatin menjelaskan, awalnya tumor di telinga anaknya hanya sebesar biji kacang hijau. Perlahan daging tumbuh itu membesar hingga sebesar kelereng dan menutupi lubang telinga. Sekitar bulan Desember 2010, tumornya membengkak hingga sebesar kepalan tangan orang dewasa.

Karena tumornya terus membesar, Supriyatin pun membawanya ke puskesmas. Pihak puskesmas menganjurkan agar Daffa dibawa ke RSUD Dr Soewondo Kendal. Tumor itu harus segera dioperasi agar tidak semakin membesar.

Supriyatin hanya seorang sopir angkot. Ia tidak punya uang untuk membiaya operasi anak ketiganya tersebut. Dirinya juga tidak termasuk dalam keluarga penerima Jamkesmas ataupun Jamkesda. Padahal, ia golongan orang miskin. Rumahnya berdinding papan dan berlantai tanah.

Supriyatin mendapat Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa. Bermodal surat itu, ia membawa Daffa ke RSUD Dr Soewondo. Namun, operasi yang dilakukan pada Januari 2011 tidak membawa hasil. Tumornya masih terus tumbuh.

Selanjutnya, dengan SKTM dan jaminan dana hingga Rp 10 juta, Daffa dirujuk ke RS Dr karyadi Semarang untuk dioperasi kembali. Operasi dilakukan bulan Februari 2011, tapi tetap tak membuahkan hasil. Pihak RS Dr Karyadi menganjurkan Daffa dirawat jalan sambil menunggu hasil tes laboratorium.

Hasil laboratorium menunjukkan, Daffa harus kembali menjalani operasi di RS Dr Karyadi. Namun, Supriyatin tak lagi punya biaya. Dana bantuan dari Pemkab Kendal berdasarkan SKTM tidak lagi bisa digunakan, padahal baru dipakai untuk operasi sebesar Rp 3,7 juta.

"Kami tidak bisa menggunakan SKTM untuk berobat dan harus membayar sendiri, padahal kami sama sekali tidak punya uang," keluh Supriyatin. Kini Daffa hanya menunggu di rumah sambil berharap ada dermawan yang sudi mengulurkan tangan.

Bupati Kendal, Jawa Tengah, Widya Kandi Susanti, saat dikonfirmasi terkait dengan hal itu menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan Kendal supaya melihat kondisi Daffa. Bila ternyata perlu segera dilakukan penanganan, maka harus secepatnya ditangani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com