Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Transportasi Air Akar Kemiskinan

Kompas.com - 03/03/2011, 10:47 WIB

PALEMBANG, KOMPAS - Italia punya Venesia, kota eksotik yang terapung di atas air. Tranportasi air di Venesia terkenal hingga mancanegara. Di Indonesia, ada Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, yang masyarakatnya juga mengandalkan transportasi air.

Banyuasin tidak sedang mengekor Venesia. Dominannya transportasi air di Banyuasin justru merupakan salah satu akar kemiskinan di di kabupaten penghasil tanaman perkebunan dan pertanian tersebut. Biaya transportasi air lima kali lipat lebih mahal dibanding transportasi darat. Sekitar 75 desa di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, minim jalan darat.

Bupati Banyuasin Amiruddin Inoed mengatakan, sejauh ini jalan raya maupun angkutan umum yang menghubungkan daerah-daerah tersebut dengan pusat perdagangan atau daerah perkotaan masih minim.

"Terisolir sih tidak, karena mereka masih dapat menggunakan transportasi air. Namun, biaya yang dikeluarkan masyarakat menjadi sangat tinggi," katanya usai peresmian jalan dan angkutan perintis di Terminal Alang-Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (2/3/2011).

Beberapa daerah yang masih minim jalan darat itu di antaranya adalah Muara Padang, Pulau Rimau, dan Tungkal Ilir. Padahal, ketiga daerah tersebut mempunyai potensi ekonomi cukup besar. Muara Padang, misalnya, merupakan daerah penghasil sawit, palawija, dan ikan. Sedangkan Pulau Rimau mempunyai sekitar 100 ribu penduduk yang sebagian besar bertani dan nelayan sungai.

Namun, akibat biaya transportasi yang tinggi, kemiskinan di daerah-daerah itu cukup tinggi. Selain harus mengeluarkan biaya tinggi untuk transportasi, harga kebutuhan yang didatangkan dari luar daerah tersebut pun menjadi lebih mahal.

"Misalnya, untuk transportasi kapal, orang harus mengeluarkan biaya Rp 50.000, sedangkan dengan transportasi darat cukup Rp 10.000 saja. Ini menjadi beban untuk masyarakat," ucap Amiruddin.

Untuk memeratakan transportasi darat, kata Amiruddin, Banyuasin setidaknya masih membutuhkan lima jalan raya baru setelah dua jalur dioperasikan awal tahun ini. Dua di antaranya direncanakan akan diselesaikan dua tahun mendatang.

Dua jalur dan angkutan perintis baru yang baru saja dioperasikan adalah trayek Alang-Alang Lebar, Palembang Tanjung Siapi-api, Banyuasin, dan Plaju, Palembang Muara Sugihan, Banyuasin. Dua jalur perintis ini menghubungkan puluhan desa di Banyuasin.

Saat meresmikan dua jalur perintis tersebut, Rabu, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin mengatakan, saat ini terdapat beberapa proyek transportasi yang tengah berlangsung di Sumatera Selatan, yaitu pelabuhan samudra Tanjung Siapi-Api, stasiun kereta api Kertapati, jalan khusus angkutan batubara, dan pembangunan landasan pesawat cessna yang akan menghubungkan Palembang dengan kabupaten-kabupaten di Sumatera Selatan.  

"Pesawat cesna diharap dapat beroperasi pada Bulan Juli tahun ini, menghubungkan Palembang dengan Lahat, Empat Lawang, dan Pangkalan Balai," ujarnya.

Pembangunan pelabuhan samudra Tanjung Siapi-api diproyeksikan akan menumbuhkan pusat industri baru di Sumatera Selatan yang dapat menyerap sekitar 100.000 lapangan kerja formal dan 200.000 lapangan kerja informal. Berbagai sarana transportasi ini juga diharap memperluas akses ke berbagai daerah di Sumatera Selatan serta menumbuhkan pereko nomian di berbagai daerah tersebut.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com