Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Dilarang ke Puncak Merapi

Kompas.com - 01/02/2011, 21:28 WIB

BOYOLALI, KOMPAS.com — Pendaki dari berbagai daerah mengurungkan niatnya ke puncak Gunung Merapi karena pintu pendakian di Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, masih ditutup.

"Ada sekitar 50 pendaki yang mengurungkan niatnya melakukan pendakian ke Merapi sepekan terakhir ini karena kegiatan pendakian pascaerupsi masih ditutup hingga sekarang," kata Syamsuri, Ketua Tim SAR Barameru, Desa Lencoh, Boyolali, Selasa (1/2/2011).

Menurut dia, setiba di basecamp Dukuh Plalangan, mereka diimbau tim SAR setempat. Mereka pun mengurungkan diri dan berpindah mendaki Gunung Merbabu yang lebih aman.

"Ada juga pendaki yang setiba di base camp Plalangan menginap semalam,  kemudian pulang. Kondisi Merapi dinilai belum aman untuk pendakian," katanya.

Pihaknya telah memberikan pengertian kepada para pendaki yang sudah telanjur datang ke base camp untuk tidak mendaki. Pasalnya, hingga sekarang belum ada pemberitahuan agar pintu pendakian Selo dibuka.

Menurut dia, hingga saat ini di base camp Plalangan masih sering terdengar suara gemuruh dari puncak Merapi. Bahkan di kawasan Pasar Bubar atau sekitar 4 kilometer pendakian dari base camp, suhu udara masih terasa panas.

"Dari Pasar Bubar itu, menuju puncak hanya memerlukan waktu sekitar setengah jam jalan kaki santai," katanya.

Selain itu, kondisi jalan setapak menuju puncak masih sulit. Letusan Merapi beberapa waktu lalu mengakibatkan sepanjang jalan pendakian masih banyak rintangan, seperti ranting pohon tumbang dan longsoran material.

Sementara itu, menurut petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi Desa Jrakah, Purwono, meski status keaktifan Gunung Merapi terus menurun, kondisinya belum stabil dan masih ada ancaman erupsi.

Meskipun skalanya jauh lebih rendah, kondisi itu membuat aktivitas pendakian belum bisa dimulai kembali.

Kondisi Merapi pascaerupsi hingga saat ini masih labil. Material yang dimuntahkan dari perut Merapi masih mudah longsor. Selain itu, masih ada ancaman banjir lahar dingin jika hujan deras turun di kawasan puncak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com