Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasdem Tak Akan Jadi Parpol, Tapi...

Kompas.com - 05/12/2010, 20:05 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com - Ketua Umum Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh mengaku tidak akan mengubah organisasi bikinannya menjadi partai politik untuk meraih kekuasaan pada Pemilu Presiden 2014.

"Tidak ada maksud hati Nasdem menjadi parpol karena esensinya bukan begitu," kata Surya Paloh pada pelantikan Pengurus Wilayah Nasdem Riau di Pekanbaru, Minggu (5/12/2010).

Surya mengatakan hal itu untuk menanggapi berbagai tudingan dari sejumlah parpol yang menyebutkan bahwa Nasdem akan tumbuh menjadi kekuatan baru yang kemudian berganti menjadi partai politik untuk menuju pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2014.

"Tapi jika tuduhannya seperti itu boleh-boleh saja kami terima," katanya. Menurut dia, Nasdem berjuang bersama rakyat demi kemajuan bersama. Meski begitu perkembangan Nasdem akan sangat ditentukan oleh keinginan dan aspirasi rakyat terhadap masa depan organisasi itu.

"Namun, jika ada tuntutan rakyat sepakat menginginkannya jadi parpol, baru kami pikir ulang," ujarnya. Dalam pidatonya di hadapan ribuan orang, Surya menginginkan bangsa Indonesia berdaulat di bidang politik agar dapat maju dan berkembang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Semangat itu, lanjutnya, telah dirintis para pendiri Negara Republik Indonesia dan menjadi semangat Nasdem. "Bung Karno mengatakan kita berkepribadian sehingga mesti berdaulat di politik. Semangat restorasi yang disuarakan Nasdem terinspirasi dari para proklamator itu," tegasnya.

Ia mengaku menyayangkan 12 tahun reformasi Indonesia telah kehilangan arah. Ia juga menuding para pemimpin Indonesia kini hanya sibuk mengurusi masa lalu dan makin tertinggal dari bangsa-bangsa lain di dunia.

"Bangsa di dunia sudah sampai ke bulan sedangkan kita sibuk soal korupsi, Gayus, dan polemik. Apakah kita harus meminta tolong kepada bangsa-bangsa lain untuk mengubah diri kita? Tidak mungkin. Karena hanya kita lah yang seharusnya mengubah diri kita sendiri," katanya.

"Jika kita sadar bahwa sudah jauh tertinggal. Kita harusnya malu dan sudah sewajarnya budaya malu itu kita tumbuhkan kembali. Ini untuk membuka akal sehatnya agar bergerak maju," ujar Surya Paloh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com