Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debu Anak Krakatau Sampai Cilegon

Kompas.com - 04/11/2010, 06:53 WIB

CILEGON, KOMPAS.com - Debu berwarna hitam yang dikeluarkan dari perut Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda sudah dua hari ini sampai di perumahan warga Kota Cilegon dan Serang.

"Kemarin, dan sampai sekarang, d idepan rumah saya banyak sekali debu berwarna hitam tebal di teras rumah," kata salah satu warga Kecamatan Jombang, Kota Cilegon, Neti Herawati, Rabu (3/11/2010) kemarin.

Dia menjelaskan, debu dengan warna hitam dan berbentuk pasir kasar tersebut sudah terjadi dua hari. "Awalnya saya tidak menyangka, kalau itu debu dari Gunung Aanak Krakatau yang ditiup oleh angin, dan ketika saya lihat teras tetangga juga sama," katanya.

Senada diungkapkan oleh Azkiya Kiki, Warga Lontar, Kota Serang, Provinsi Banten. Wanita muda yang tengah hamil tua, dan menanti kelahiran anak keduanya mengaku, terkejut ketika pagi hari, didepan teras rumah banyak debu berwarna hitam.

"Tidak seperti hari biasanya, pikir saya ada rumah tetangga yang terbakar, dan setelah saya cek tidak ada rumah yang kebakaran. Tapi kata suami sih kemungkinan itu debu dari letusan Gunung Anak Krakatau," ungkap dia.

Terpisah, pengamat dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Eko Widiantoro membenarkan, debu berwarna hitam dipemukiman warga di Kota Cilegon dan Serang berasal dari GAK yang sudah satu pekan statusnya waspada atau level II. " Kecepatan angin di laut saat ini 25 knot, ditambah kecepatan angin di darat 15 knot. Inilah kenapa debu hitam yang berasal dari asap perut Gunung Anak Krakatau sampai di pemukiman warga yang jaraknya mencapai 50 kilometer lebih.

Tingginya kecepatan angin di laut, katanya, dikarenakan pada tanggl 1 November lalu terjadi Sikus Tropis Anggrek dari sebelah Barat Jawa. "Siklun inilah yang menyebabkan angin kencang dan gelombang tinggi di Selat Sunda," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com