Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tinjau Kembali Investasi Sawit Morowali

Kompas.com - 12/10/2010, 21:44 WIB

MOROWALI, KOMPAS.com - Direktur Yayasan Tanah Merdeka (YTM), Mohammad Hamdin mengatakan investasi perkebunan sawit di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, perlu dievaluasi karena cenderung mengabaikan prinsip ekologis dan keselamatan manusia.

Ia mengatakan hal itu di Palu, Selasa malam, menanggapi kasus tanah longsor di Morowali yang menewaskan 11 orang dan melukai 18 orang lainnya pada Selasa sekitar pukul 12.00 Wita.

"Korban longsor di Morowali adalah salah satu bentuk nyata dari diabaikannya prinsip ekologi dan keselamatan manusia itu," kata Hamdin.

Dia menilai, pengabaian prinsip itu tidak saja terjadi di sektor perkebunan tetapi juga di sektor industri, pertambangan dan pengelolaan hutan.

Investasi tiga sektor tersebut saat ini berlangsung secara masif di Kabupaten Morowali dan sejumlah daerah lainnya di Sulteng.

Pemerintah perlu mengevaluasi secara menyeluruh dari pusat sampai ke daerah terhadap aktivitas ini. "Jika tidak, bencana demi bencana akan terus membayangi Sulteng," ujarnya.

Menurut Hamdin, terjadinya bencana akibat mengabaikan prinsip ekologi tersebut merupakan bukti kegagalan pengelolaan sumber daya alam.

Hamdin mengatakan, pemerintah perlu merumuskan model-model pengelolaan sumber daya alam dengan melibatkan organisasi komunitas dan para pemangku kepentingan.

Senada Hamdin, tokoh agama di Kabupaten Morowali, Pendeta Martinus meminta perlunya evaluasi terhadap kegiatan eksploitasi sumber daya alam di daerah itu karena sudah berdampak pada rusaknya lingkungan dan merenggut nyawa manusia.

Martinus mengatakan, longsor yang menewaskan 11 orang dan belasan luka-luka di Morowali, Selasa siang adalah salah satu bentuk eksploitasi alam yang tidak memperhatikan keselamatan manusia.

Menurut dia, longsor yang menimbun barak perusahaan sawit di Desa Bunta, Kecamatan Petasia terjadi karena tanah di gunung tersebut dieksploitasi untuk menimbun jalan di perkebunan kelapa sawit.

Kejadian serupa, pernah terjadi beberapa bulan lalu yang juga menewaskan sejumlah orang.

Peristiwa tersebut, tidak dijadikan pelajaran bagi kegiatan investasi di daerah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com