Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyambung Umur Motor Tua

Kompas.com - 16/09/2010, 14:09 WIB

Motor-motor klasik yang pasti lawas semakin banyak berseliweran di jalanan Yogyakarta. Ada yang tampilannya kinclong tidak kalah dari motor baru, tetapi ada pula yang apa adanya dengan cat yang pudar dan karat di sana-sini. Bagaimana motor-motor ini bisa bertahan?

Yogyakarta beruntung mempunyai bengkel-bengkel motor yang masih mau setia dan telaten merangkai satu demi satu "pasien" yang bagi sebagian orang tidak lebih dari besi tua. Motor-motor tua itu sebagian mereknya sudah punah karena tidak ada lagi pabriknya, dan tentu tak ada lagi onderdilnya.

Karena itu, peran bengkel menjadi penting. Pardi (36), biasa dipanggil Nyemok, yang membuka bengkel di tepi Selokan Mataram, utara kampus UGM, menganggap pekerjaannya mengasyikkan. Bengkelnya menangani semua jenis motor lawas, utamanya motor gede.

"Banyak moter gede yang diantar ke sini dalam kondisi sudah bertahun-tahun mati mesin dan tidak terawat. Si pemilik pokoknya hanya tahu beresnya saja dan tinggal mengambil. Nah, inilah bagian yang menarik," ujar Nyemok, lulusan sekolah teknik mesin.

Keasyikan mengutak-atik vespa juga menjadi alasan Yustinus (29) yang membuka bengkel "Vespaholic" di Jalan Delima Raya, Leles, Condong Catur. Ia juga mengandalkan relasi dan penggemar vespa untuk mencari onderdil motor unik buatan Italia tersebut.

"Rasanya senang jika bisa membuat vespa yang mesinnya mati jadi hidup. Saya malah menanti mendapat pasien vespa lawas, misalnya vespa endog tahun 1961 yang mesinnya 125 cc. Baru tiga kali saya bisa ketemu vespa buatan tahun itu," kata Yustinus.

Bagi pemilik, mendapatkan onderdil asli adalah tujuan utama. Namun, jika onderdil itu untuk motor buatan tahun 1970 ke bawah, jelas tidak gampang. Relasi yang direntang sampai ke luar negeri akan menjadi tumpuannya, berharap masih ada barang NOS (new on stock), yaitu barang lawas yang masih ada karena belum dipakai.

Namun, jangan terlalu berhadap NOS selalu ada di bengkel. Informasi ada atau tidak NOS pun bisa datang dalam waktu berbulan- bulan.

Kalaupun ada, harganya bisa selangit sehingga tak terbeli. Artinya, menurut Nyemok, bengkel harus kreatif mencari atau membuat pengganti onderdil yang cocok dan pas dipasang.

"Misalnya sulit mencari karburator moge merek tertentu, pasti ada karburator lain yang bisa dipasang. Entah itu karburator mobil atau motor baru yang tinggal pasang atau masih harus diakali," kata Nyemok, yang membuka bengkel sejak 1993.

Pelanggan mereka tak hanya DIY tetapi banyak juga yang dari luar DIY. Ruswanto Triwibowo (32) alias Bowox yang meneruskan usaha bengkel eyang dan ayahnya di utara Pasar Ngasem, misalnya, minggu ini punya garapan membangun Honda 70 milik orang Jakarta. Butuh waktu tiga bulan membangun motor ini," kata Bowox.

Semakin lawas tahun pembuatan motor, malah tambah mengasyikkan. Ada syarat bagi pemilik, yakni sabar menunggu karena penggarapannya hati-hati.

Setelah keluar bengkel, motor-motor lawas ini seperti disulap. Tongkrongan jadi baru dengan "rasa" lama dan berbagai penyakitnya tentu saja. Namun, untuk pehobi, penyakit itu bagian dari kegembiraan juga. (PRA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com