Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamanan Super Ketat Sail Banda 2010

Kompas.com - 03/08/2010, 07:55 WIB

AMBON, KOMPAS.com - Pengamanan super ketat menandai puncak acara Sail Banda 2010. Acara ini akan diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa (3/8) pagi.

Tercatat sekitar 6.000 personel tentara dan polisi serta pendukung lainnya melakukan pengamanan, terutama menjelang dan saat kedatangan Presiden Yudhoyono dan rombongan para menteri di dermaga Pelabuhan Yos Sudarso, yang dipusatkan sebagai puncak acara Sail Banda 2010.

Puncak acara Sail Banda 2010 semula direncanakan di Kecamatan Banda, Pulau Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Namun, karena Presiden Yudhoyono tidak bisa datang ke Pulau Banda Neira, maka acara dipindah ke dermaga Pelabuhan Yos Sudarso, Ambon.

Dari pengamatan Kompas.com, sejak Senin (2/8/2010) siang lalu, pengamanan menjelang puncak acara Sail Banda 2010, sudah mencolok. Hal itu terlihat dari tentara yang tersebar mulai dari Bandar Udara Pattimura sampai dengan Rumah Dinas Gubernuran di Mangga Dua, Kota Ambon, Maluku.

Tentara berjaga-jaga di seputar kota sampai sudut-sudut rumah penduduk. Menjelang Pelabuhan Yos Sudarso di Jalan A Sangaji, tentara bersenjata sudah semakin banyak. Tiap 5-10 meter, tentara berjaga-jaga.

Pemeriksaan di pintu metal detektor, di pintu masuk dermaga, lebih luar biasa lagi. Bukan hanya tas bawaan yang diperiksa, dompet pun bisa digeledah.

Kapal Motor (KM) Bukit Siguntang, yang menjadi "hotel terapung" bagi sebagian pengunjung, termasuk wartawan Peliput Kegiatan Kepresidenan, yang tidak kebagian tempat penginapan pun, terpaksa harus menyingkir dulu dari Pelabuhan Yos Sudarso untuk keamanan dan keselamatan Presiden Yudhoyono.

Pengawalan di pantai Kota Ambon, khususnya di dekat lokasi acara juga tergolong luar biasa. Selain nongkrong Kapal Republik Indonesia (KRI) yang didatangkan, juga berpatroli sejumlah kapal cepat Komando Pasukan Katak TNI-AL yang berseragam serba hitam.

Seorang petugas saat ditanya Kompas.com di lokasi acara, mengaku mereka tidak boleh main-main di bekas daerah konflik yang pernah terjadi tahun 2000 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com