Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mbah Marijan Batal Pimpin Labuhan Merapi

Kompas.com - 13/07/2010, 08:50 WIB

SLEMAN, KOMPAS.com — Juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Marijan, Selasa (13/7/2010) pagi batal memimpin upacara adat labuhan Gunung Merapi karena kondisinya belum memungkinkan untuk mendaki, setelah sakit beberapa bulan lalu.       "Acara ritual di rumah tetap dipimpin Mbah Marijan, sedangkan untuk labuhan di Kendit 2 Merapi beliau tidak dapat ikut naik karena kondisinya belum memungkinkan pasca-operasi hernia beberapa waktu lalu," kata Asih, putra Mbah Marijan yang menggantikan memimpin labuhan.       Menurut dia, Prosesi Labuhan Gunung Merapi diawali pada Senin (12/7/2010) pukul 09.00 WIB berupa srah-srahan ubarampe secara simbolis dari Keraton Ngayogyakarta oleh utusan Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X kepada Camat Cangkringan, kemudian dilanjutkan dengan penyerahan kepada juru kunci Gunung Merapi, Ki Surakso Hargo.       Kemudian, pada Senin pukul 15.00 WIB dilaksanakan Kirab Budaya oleh prajurit Gandungarum dari Kaliadem, Dusun Ngrangkah, menuju rumah Ki Surakso Hargo dan pada malam harinya dilaksanakan kenduri wilujengan di rumah juru kunci dilanjutkan dengan macapatan oleh paguyuban Sekar Cangkring Manunggal.       "Hari ini Selasa (13/7/2010) pukul 06.00 WIB dilakukan acara resmi Labuhan Merapi yang diawali kirab prajurit yang membawa uba rampe diiringi keluarga juru kunci, abdi dalem, dan utusan Keraton menuju ke Kendit 2 dilanjutkan dengan doa-doa," tuturnya menjelaskan.       Upacara Adat Labuhan Gunung Merapi merupakan rangkaian upacara yang dilaksanakan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam rangka peringatan jumenengan Ndalem (naik takhta) Sri Sultan Hamengku Buwono X yang diselenggarakan setiap tanggal 30 bulan Rejeb penanggalan Jawa.       "Berdasarkan legenda pelaksanaan labuhan Merapi berkaitan erat dengan latar belakang sejarah Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Mbah Nyai Gadhung Wikarti, dan Kyai Megantoro yang semuanya penguasa di Gunung Merapi," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com