Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI: Jangan Bebani Masyarakat Lagi

Kompas.com - 07/07/2010, 22:02 WIB

LUBUKLINGGAU, KOMPAS.com - Penukaran selang dan regulator SNI untuk meminimalisir kecelakaan akibat meledaknya tabung gas ukuran 3 killogram dinilai bakal memberatkan karena harus menebusnya dengan uang pengganti.

"Ekonomi masyarakat saat ini masih sulit, jangan bebani mereka lagi dengan biaya untuk penukaran selang dan regulator tersebut. Karena program konversi minyak tanah ke gas merupakan program pemerintah, seharusnya ini dibagikan secara gratis," kata Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Cabang Kota Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas, Hasran Akwa, saat dihubungi Rabu (7/7/2010).

Pertamina selaku pelaksana program ini, seharusnya bertanggungjawab penuh dengan menanggung pembiayaan penukaran selang dan regulator tersebut.

Karena program yang mereka laksanakan dinilai gagal, dan seharusnya masyarakat yang menuntut pemerintah dan Pertamina bukan sebaliknya membebankan pembiayaannya ke masyarakat.

Dari catatan pihaknya untuk kedua daerah di Provinsi Sumatra Selatan tersebut terhitung sejak menerima pembagian kompor dan tabung gas ukuran tiga kg pada pertengahan 2009 hingga saat ini, setidaknya telah terjadi empat kali ledakan tabung gas.

Kendati tidak menimbulkan korban jiwa, namun akibat kejadian ini membuat warga trauma dan mengalami kerugian akibat rumahnya mengalami kerusakan dan korban luka bakar.

Beredarnya tabung berikut aksesorisnya yang tidak SNI, seharusnya menjadi perhatian serius serta upaya pengusutan secara hukum karena mengindikasikan adanya penyimpangan dalam pelaksanaan program konversi gas tersebut.

Selain itu pihaknya mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah untuk menyubsidi biaya penukaran kedua alat ini senilai Rp 45.000, sehingga tidak memberatkan dan terpenting guna menghindari adanya monopoli pasar yang dapat menaikkan harga jualnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com